Mohon tunggu...
Aldo Oktavian
Aldo Oktavian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing Communication Universitas Mercubuana Jakarta

44321010050 | S1 Ilmu Komunikasi | Fakultas Ilmu Komunikasi | Dosen pengampu : Prof Dr. Apollo M.Si., Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

29 November 2024   01:46 Diperbarui: 29 November 2024   01:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi sering kali terjadi karena adanya ketidakmampuan pemimpin dalam mengendalikan diri, keserakahan, dan keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi secara tidak sah. Prinsip mulur mungket dapat membantu para pemimpin menghindari sifat-sifat tersebut dengan menanamkan kesadaran akan pentingnya pengendalian diri dan menjaga keseimbangan antara keinginan pribadi dan kepentingan publik. Berikut beberapa aspek relevansi prinsip ini untuk pencegahan korupsi:

  • Mengendalikan Ego dan Keinginan Pribadi: Dengan prinsip mungket (mengkerut), pemimpin diajarkan untuk mengecilkan ego dan mengendalikan keinginan diri. Hal ini penting untuk menghindari tindakan-tindakan yang didorong oleh kepentingan pribadi yang merugikan masyarakat. Pemimpin yang mampu mengendalikan ego cenderung lebih mementingkan kepentingan umum daripada ambisi pribadi.
  • Meningkatkan Kewaspadaan: Prinsip mulur (memanjang) mengajarkan para pemimpin untuk memperluas wawasan dan pandangan mereka, sehingga mereka mampu memahami situasi secara lebih menyeluruh. Dengan pandangan yang luas, pemimpin akan lebih mampu melihat potensi dampak dari keputusan mereka terhadap masyarakat dan mencegah tindakan-tindakan yang bisa merugikan, termasuk korupsi.
  • Keseimbangan dalam Tindakan: Mulur mungket mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam bertindak. Para pemimpin harus mampu menyesuaikan sikap mereka agar tidak terjebak dalam tindakan yang berlebihan (mulur) atau terlalu membatasi diri (mungket). Pengendalian diri seperti ini akan membantu pemimpin mengambil keputusan yang bijaksana, yang tidak hanya mengutamakan keuntungan pribadi tetapi juga mempertimbangkan kepentingan rakyat.

3. Implementasi dalam Kepemimpinan

Penerapan prinsip mulur mungket dalam kepemimpinan bisa dilakukan dengan beberapa cara:

  • Pelatihan Etika dan Integritas: Para pemimpin dapat mengikuti pelatihan atau pendidikan yang mengajarkan tentang pentingnya integritas, etika, dan pengendalian diri dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu mereka memahami prinsip mulur mungket dan bagaimana mengaplikasikannya dalam situasi sehari-hari.
  • Penerapan Kebijakan Pengawasan: Untuk menghindari potensi korupsi, penting bagi pemerintah untuk memiliki sistem pengawasan internal dan eksternal yang efektif. Dengan adanya kontrol yang baik, pemimpin akan lebih cenderung untuk bertindak sesuai dengan prinsip mulur mungket, menjaga integritas, dan mengutamakan kepentingan publik.
  • Refleksi Diri: Pemimpin perlu memiliki waktu untuk merenung dan mengevaluasi tindakan mereka secara berkala. Melalui refleksi diri, mereka dapat menilai apakah tindakan mereka sudah sesuai dengan prinsip mulur mungket atau justru terjebak dalam keinginan pribadi yang merugikan.

Aldo Oktavian
Aldo Oktavian

Mengapa pemimpin harus waspada kepada 4 sifat buruk (Meri, Pambegan, Getun dan Sumelang)?

Ki Ageng Suryomentaram, seorang tokoh dalam filsafat kebatinan Jawa, mengajarkan bahwa pemimpin harus waspada terhadap empat sifat buruk yang disebut sebagai Meri, Pambegan, Getun, dan Sumelang. Keempat sifat ini merupakan aspek negatif dalam diri manusia yang dapat mengganggu kepemimpinan dan mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan, termasuk potensi terjadinya korupsi. Berikut adalah penjelasan mengenai keempat sifat buruk tersebut dan mengapa pemimpin harus waspada terhadapnya:

 

1. Meri (Rasa Hasrat atau Nafsu)

 

Meris (rasa hasrat atau nafsu) merujuk pada dorongan kuat dalam diri yang membuat seseorang ingin mendapatkan sesuatu tanpa memperhitungkan akibatnya. Bagi pemimpin, sifat ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keputusan yang tidak bijak dan hanya didorong oleh keinginan pribadi atau ambisi. Pemimpin yang dipandu oleh nafsu sering kali mengutamakan keuntungan diri sendiri di atas kepentingan rakyat, yang dapat mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, atau tindakan-tindakan tidak etis lainnya. Oleh karena itu, pemimpin perlu waspada terhadap meri dan berusaha untuk mengendalikan hasratnya agar dapat bertindak secara adil dan bijaksana.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun