Mohon tunggu...
Aldion Wirasenjaya
Aldion Wirasenjaya Mohon Tunggu... Editor - Journalism is fun

Jurnalis/redaktur di Harian Waspada Medan dan waspada.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

100 Tahun Kalashnikov: Pembunuh atau Pembebas?

11 November 2019   13:19 Diperbarui: 11 November 2019   14:44 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isi apartemen Kalashnikov adalah perabotan yang dibelinya puluhan tahun lalu dari uang hadiah yang diberikan bersama Penghargaan Stalin. Barulah ketika Presiden Vladimir Putin menjabat, ia menaikkan uang pensiun Kalashnikov sebesar US$100 dan memberinya beberpa rumah di pedesaan.

Semasa hidupnya, Kalashnikov mendapatkan uang hanya dari status selebritasnya. Ia sering diundang oleh kartel senjata Rusia untuk menghadiri dan memberikan tanda tangan dalam pameran persenjataan. Ia juga meminjamkan namanya sebagai merek vodka yang botolnya berbentuk senapan AK-47.  

Unik
AK-47 menggunakan peluru berukuran 7,62x39 mm. Peluru ini pasokannya melimpah dan harganya paling murah, mengalahkan harga peluru terkecil kaliber .22.

Di negara sub-Sahara seperti Mozambik dan Uganda, AK menjadi standar nilai tukar untuk barter. Sepucuk AK-47 dihargai 3-4 hewan ternak dan sering dijadikan mas kawin. Di Afrika, AK-47 menjadi satu-satunya senjata yang namanya digunakan untuk menamai anak yang baru lahir karena menginspirasi keberanian. Di sana banyak orang yang bernama Kalash.

Salah kaprah juga kerap terjadi dari film-film rilisan Hollywood tentang Perang Vietnam yang menampilkan tentara Vietcong (VC) membawa AK-47. Sebenarnya hanya tentara reguler North Vietnamese Army (NVA) yang berhak menyandang AK. Sementara VC hanya dibekali senapan SKS, MAT-49 atau Mossin Nagant.

Di perbatasan Pakistan dan Afghanistan, AK dibuat di bengkel=bengkel rumahan dan dijual di pasar layaknya sayur dan buah-buahan. Hal itu karena blueprint dan hak cipta AK telah tersebar dan pembuatannya pun terbilang mudah karena sederhana. Terlebih kerajinan pembuatan senjata di wilayah itu telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Di Peshwar, Pakistan, AK dapat dibeli dengan cara mencicil. Pembeli cukup membayar uang muka sebesar 5.000 rupee (sekitar Rp1 juta) untuk dapat membawanya. Mereka kemudian pergi merampok dan kembali lagi untuk membayar sisanya sebesar 10.000 rupee dari hasil rampokan.

Beban
Semasa hidupnya, Kalashnikov mengesampingkan perasaan bersalah atas banyaknya pembunuhan yang terjadi di seluruh dunia karena senjata buatannya. Ia berkeras bahwa AK ia kembangkan sebagai alat pertahanan, bukan penyerangan.

Dalam wawancaranya pada 2007, seorang wartawan bertanya bagaimana ia dapat tidur nyenyak di malam hari, mengetahui bahwa senjata ciptaannya digunakan banyak orang untuk membunuh. Kalashnikov menjawab, "Saya tidur nyenyak sekali. Para politikuslah yang harus disalahkan karena gagal mencapai kesepakatan untuk mencegah terjadinya kekerasan."

Namun, di balik wajah kerasnya, ia menangis. Dalam wawancaranya dengan surat kabar The Sydney Morning Herald, Kalashnikov berkata, "Saya tidak ragu ketika senapan yang saya buat digunakan untuk perjuangan kemerdekaan dan bertahan. Sebaliknya, saya sangat sedih ketika (senjata itu) digunakan untuk membunuh dan melukai orang."

Di akhir hidupnya, Kalashnikov mengirimkan surat pengakuan penyesalannya kepada kepala gereja ortodoks Rusia. "Rasa sakit dalam jiwaku tidak tertahankan lagi. Saya kerap bertanya pada diri sendiri tentang pertanyaan yang tak dapat dipecahkan ini: Jika senapan serbu (ciptaanku) merenggut nyawa orang banyak, dengan demikian saya bertanggung jawab atas kematian mereka," tulisnya menyesal.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun