Mohon tunggu...
Pebri aldi
Pebri aldi Mohon Tunggu... -

Pebrinaldi lahir di Lubuk Malako,Sangir Jujuhan,Solok Selatan,pada tanggal 12 Februari 1988,yang bertepatan di hari Jumat jam 7.00. Mulai menulis pada saat menduduki bangku SMK,Diantara tulisannya adalah: Bagian Cerpen: Makan Teman,Cinta mati,Keagungan cinta,Terbayang-bayang cermin cinta,dll Bagian Puisi: Penantian dalam penyesalan,Terimakasih guru,Cinta ini membunuhku,Arti sebuah cinta,Tahta,Mencintaimu,Jika,Penantian cinta,Mata terbuka,Cinta setia,dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ORIENTALIS dan Kebudayaan Islam

3 April 2009   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembunuhan seorang saudara atas saudaranya jelas sekali karena dendam, dengki, perangai yang kasar dan keras hati Tetapi saudaranya itu orang yang bertakwa, yang takut kepada Tuhan ketika dikatakan oleh saudaranya: aku akan membunuhmu - ia, tidak mau meminta pengampunan Tuhan, bahkan katanya: Akan kubiarkan engkau memikul dosaku dan dosamu sendiri supaya engkau menjadi isi neraka. Ini adalah suatu dominasi kodrat manusia serta logika hukum terhadap kebesaran jiwa dan maaf yang sungguh indah. Anak cucu Adam pun berkembang biak di bumi ini. Lalu Tuhan mengutus para nabi kepada mereka dengan memberikan berita gembira di samping peringatan. Tetapi mereka tetap bersikeras, masih dalam kesesatan. Kehidupan rohani mereka jadi beku, hati mereka kaku tertutup. Tuhan mengutus Nuh dengan mengajak golongannya sendiri, supaya hanya Tuhanlah Yang disembah sebab "aku kuatir kamu akan mendapat siksaan Tuhan." Ia pun didustakan oleh masyarakat itu dan hanya sedikit saja yang mau percaya. Sesudah itu berturut-turut datang pula nabi-nabi yang lain sesudah Nuh, datang pula ajaran-ajaran yang menyerukan agar jangan orang mempersekutukan Tuhan. Akan tetapi sikap manusia itu lebih berkuasa, pikiran mereka tetap beku belum dapat memahami. Beberapa macam manifestasi alam ini dijadikannya Tuhan. Setiap ada seorang rasul yang diutus Tuhan, ada yang mendustakannya, ada pula yang membunuhnya. Akan tetapi kekakuan mereka itu berangsur kendor. Dengan datangnya ajaran-ajaran Tuhan secara berturut-turut itu sudah merupakan bibit yang baik juga meskipun lamban sekali tumbuhnya. Sungguhpun begitu namun ada juga meninggalkan bekas. Pernahkah ajaran kebenaran itu pada suatu waktu menjadi hilang! Kalau pun orang sudah terdorong oleh rasa congkak dan tinggi hati terhadap ajaran itu dan dalam beberapa hal mereka memperolok pembawanya, namun bila mereka sudah kembali seorang diri, mereka kembali bertanya-tanya tentang Kebenaran yang ada dalam ajaran itu. Hanya saja mereka yang dapat memahami kebenaran yang terkandung didalamnya tidak banyak jumlahnya.

Pada masa Firaun di Mesir para pendetanya percaya akan keesaan Tuhan. Tetapi mereka mengajar orang sebaliknya dengan bermacam-macam Tuhan. Tidak lain mereka melakukan itu karena ingin mempertahankan kekuasaan terhadap orang lain dan mempertahankan kedudukan mereka. Malah sengaja mereka memerangi Musa dan Harun ketika keduanya datang kepada Firaun, mengajaknya menyembah Tuhan, dan dimintanya Anak-anak Israil itu dilepaskan pergi bersama mereka.

Rasio dan iman tentang mujizat

Oleh Qur'an juga diceritakan berita tentang para nabi, yang silih berganti selama beberapa generasi di kalangan umat manusia. Tetapi umat itu tetap dalam kesesatan; hanya sedikit saja yang mendapat petunjuk Tuhan dalam mengenal kebenaran itu. Dalam kisah-kisah para nabi ada suatu gejala yang perlu sekali direnungkan. Untuk jelasnya, baik juga kalau kita kembali ke masa Musa dan Isa serta kepada tuntunan Muhammad 'alaihissalam kemudian.

Gejala ini ialah adanya pemisahan atau yang semacarn itu pada mulanya, antara rasio dan logikanya dengan iman kepercayaan yang didasarkan kepada mukjizat dan hal-hal yang tak masuk akal. Para nabi itu oleh Tuhan telah diperkuat dengan mujizat untuk masyarakatnya, supaya mereka percaya. Sungguh pun demikian cuma sedikit mereka itu yang mau percaya. Logika dan cara berpikir mereka belum cukup untuk dapat memahami, bahwa Tuhan menciptakan segalanya, bahwa Ia Maha Kuasa. Setelah dengan ketentuan Tuhan Musa disuruh keluar meninggalkan Mesir, sebelum kerasulannya itu ia pergi dari sana dengan membawa perasaan takut. Ketika sampai pada sebuah mata air di Madyan, ia kawin dengan seorang wanita penduduk kota itu. Setelah Tuhan memberi ijin ia kembali, ... terdengar ada suara memanggilnya dari balik lembah sebelah kanan, pada tempat yang telah diberi berkah dari batang pohon itu:

"Hai Musa! Aku ini Allah, Tuhan semesta alam. Lemparkanlah tongkatmu!, Setelah dilihatnya tongkat itu bergerak-gerak seperti ular, ia lari ke belakang tidak menoleh lagi. 'Hai Musa! Kembalilah, jangan takut! Engkau sudah mendapat lindungan keamanan. Masukkanlah tanganmu kedalam saku bajumu, niscaya akan keluar dalam keadaan putih tanpa cacat dan dekapkan tanganmu ke badanmu jika engkau merasa takut.' Inilah dua mujizat dari Tuhan ditujukan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya; sebab mereka itu orang-orang yang jahat." (Qur'an, 28: 30 - 32)

Sungguhpun begitu tukang-tukang sihir Firaun itu tidak juga percaya kepada ajakan Musa. Ketika kemudian apa yang mereka kerjakan itu disergap oleh tongkat Musa, ketika itulah tukang-tukang sihir itu menyerah sujud, lalu mereka berkata: Kami beriman kepada Tuhannya Harun dan Musa. Sungguhpun demikian orang-orang Israil masih juga dalam keadaan sesat, sampai-sampai mereka berkata kepada Musa: "Perlihatkan Allah itu terang-terang kepada kami." Setelah Musa wafat, kembali mereka menyembah anak sapi. Kemudian sesudah Musa, datang lagi nabi-nabi yang lain kepada mereka, diajaknya mereka menyembah Allah. Tetapi nabi-nabi itu malah dibunuh dengan sewenangwenang. Setelah kemudian mereka kembali teringat kepada Tuhan, mereka menanti-nantikan kedatangan seorang nabi lagi yang akan dapat mengembalikan kerajaan mereka dengan memerintah dunia untuk selama-lamanya.

Peristiwa ini berlangsung dalam sejarah belum begitu lama dari kita. Tidak lebih dari 25 abad yang lalu. Dalam pada itu jelas sekali ini membuktikan adanya dominasi perasaan diatas pengertian rohani. Sesudah lampau lima-enam abad kemudian datang pula Isa mengajak masyarakatnya itu menyembah Tuhan, diperkuat dengan Ruh Kudus dari Tuhan. Oleh karena Isa orang Yahudi, ketika begitu pertama kali berita tentang dia itu sampai kepada pihak Yahudi mereka menduga bahwa dia inilah nabi yang mereka nanti-nantikan (Messiah) untuk mengembalikan kerajaan yang hilang itu ke Tanah atau Negeri yang Dijanjikan. Mereka rindu sekali akan kerajaan semacam ini setelah begitu lama mereka berada dibawah kekuasaan dan kekejaman pihak Rumawi. Akan tetapi mereka masih menunggu, ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang diri Isa. Adakah ia bicara kepada mereka dengan bahasa rasio semata-mata? Tidak, malah jalan mujizat itulah yang ditempuhnya untuk meyakinkan mereka.

Kalau pun sumber Kristen itu benar. bahwa ia telah mengubah air menjadi minuman anggur dalam suatu pesta perkawinan di Kana, Galilea, itulah yang mula-mula menarik perhatian orang. Sesudah itu lalu mujizat roti dan ikan, mujizat-mujizat menyembuhkan orang-orang sakit dan menghidupkan orang-orang mati. Itulah yang membuat dia tidak ragu-ragu lagi mengajar orang melalui jalan hati dan perasaan tanpa memberikan tempat yang terutama kepada rasio dan logika dalam ajaran-ajarannya itu. Tetapi bidang ini memang diberikan lebih luas daripada yang pernah diberikan oleh rasul-rasul sebelumnya. Dalam ajaran-ajarannya itu dorongan perasaan kepada kasih-sayang, pengampunan dosa dan cinta-kasih bercampur-baur dengan ajaran rasionil yang tidak dilandasi oleh dalil logika tentang Kerajaan Tuhan. Apabila ada rasa syak yang menyusup ke dalam hati orang mengenai ajaran rasionil ini maka Tuhan segera memberikan mujizat baru yang akan membuat orang lebih dapat menerima dan percaya kepada Almasih. Dengan mujizat-mujizat yang telah dapat menyembuhkan penyakit kusta, orang buta dan menghidupkan orang mati, sudah begitu jauh membuat pengikut-pengikutnya percaya, sehingga sebagian ada yang mengira dia adalah Tuhan yang menjelma di atas bumi untuk menebus dosa umat manusia. Ini bukti yang jelas sekali bahwa kemampuan rasio sampai pada waktu itu belum begitu matang, yang akan membuat orang dengan itu saja sudah dapat memahami hakekat tertinggi tentang arti Al-Khalik dan bahwa Dia Maha Esa, Tempat segalanya bergantung, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tiada suatu apa pun yang menyerupaiNya.

Pada zaman Musa dan Isa itu keadaan ilmu, filsafat dan perundang-undangan di Mesir zaman Firaun sudah pindah ke Yunani dan Rumawi, dan dengan segala pengaruhnya sudah dapat menguasai cara berpikir bangsa-bangsa itu terutama dalam bidang filsafat dan peradaban Yunani. Kesadaran berpikir logis sudah mulai menggugah orang bahwa hal-hal yang tak masuk akal dengan sendirinya secara logis tak dapat dijadikan pegangan. Karena pengaruh itu pula filsafat Yunani yang bertetangga dengan agama Kristen di Mesir, Palestina dan Syam telah dapat menimbulkan bermacam-macam mazhab Kristen - seperti sudah kita sebutkan dalam buku ini. Dalam undang-undang Tuhan sudah menentukan bahwa akal pikiran adalah mahkota hidup umat manusia, dengan syarat bahwa pikiran demikian itu jangan sampai kering tanpa perasaan dan jiwa. Bahkan hendaknya ia dapat menjadi pikiran yang berimbang, dapat mengimbangi akal, perasaan dan jiwa, sehingga dapat ia memahami rahasia-rahasia alam ini sejauh mungkin. Demikian juga Tuhan telah menentukan pula kedatangan seorang nabi yang akan membawa Islam ke dalam alam ini dengan mengajarkan kebenaran menurut hukum logika, dilandasi oleh perasaan dan jiwa, dan yang akan menjadi mujizat logika ini ialah Kitab Suci Qur'an yang telah diwahyukan oleh Allah kepada Nabi. Dengan demikian Tuhan telah menyempurnakan agama ini dan memberikan nikmat secukupnya kepada umat manusia. Ia telah menjadi mahkota dan penutup semua ajaran Ilahi

Tetapi semua itu terjadi baru setelah adanya perjuangan yang begitu berat terus-menerus, yang juga pernah dilakukan oleh para nabi dan para rasul, yang membawa umat manusia kedalam evolusi rohani sehingga akhirnya ajaran Islam dapat mencapai kemurnian tauhid serta keimanan kepada Tuhan Yang Maha Tunggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun