Mohon tunggu...
Pebri aldi
Pebri aldi Mohon Tunggu... -

Pebrinaldi lahir di Lubuk Malako,Sangir Jujuhan,Solok Selatan,pada tanggal 12 Februari 1988,yang bertepatan di hari Jumat jam 7.00. Mulai menulis pada saat menduduki bangku SMK,Diantara tulisannya adalah: Bagian Cerpen: Makan Teman,Cinta mati,Keagungan cinta,Terbayang-bayang cermin cinta,dll Bagian Puisi: Penantian dalam penyesalan,Terimakasih guru,Cinta ini membunuhku,Arti sebuah cinta,Tahta,Mencintaimu,Jika,Penantian cinta,Mata terbuka,Cinta setia,dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ORIENTALIS dan Kebudayaan Islam

3 April 2009   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau pertimbangan-pertimbangan praktis dalam yurispruden perundang-undangan ini kita kesampingkan dan kita hanya mau mencurahkannya kepada kenyataan ilmiah dan filsafat, maka kita melihat jabariah inilah kenyataannya. Tak ada orang yang dapat memilih pada zaman mana ia mau dilahirkan, pada bangsa apa, pada lingkungan mana, juga ibu bapa yang siapa, dengan segala kekayaan dan kemiskinannya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Juga bukan karena dia pria atau wanita, bukan karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya - dalam banyak hal - yang akan menjadi faktor utama dalam membentuk dan mengarahkan segala pekerjaan dan kehidupannya. Mengenai mazhab ini Hippolyte Taine menyatakan: "Manusia itu produk lingkungannya."

Tidak sedikit kalangan sarjana dan para filsuf yang mendukung kenyataan ini, sampai-sampai mereka mengatakan bahwa kalau dunia kita dapat mencapai pengetahuan mengenai segala hukum dan rahasia hidup manusia ini seperti pengetahuan yang sudah diketahuinya dalam hukum tata surya, tentu orang akan dapat menentukan nasib setiap individu atau masyarakat dengan pasti sekali, seperti yang dilakukan oleh ahli-ahli ilmu falak yang secara pasti sudah dapat menentukan waktu-waktu akan terjadinya gerhana matahari atau bulan. Namun begitu, tidak ada orang baik di Barat atau di Timur - yang mengatakan bahwa mazhab jabariah ini merintangi orang dalam usahanya mencapai sukses dalam kehidupan, atau akan merintangi bangsa-bangsa untuk terjun ke tempat yang paling baik, juga tak ada yang mengatakan bahwa bangsa-bangsa yang menganut mazhab ini akan mengalami kemunduran. Sungguh pun begitu namun mazhab fatalisma di Barat tidak memberikan dorongan kepada orang supaya berusaha dan bekerja seperti yang terdapat dalam ayat-ayat Qur'an tentang tanggung awab manusia terhadap pekerjaannya.

"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya. Dan hasil usahanya itu akan terlihat juga." (Qur'an 53: 39 - 40)

Bukankah satu ini saja sudah cukup tepat sebagai argumen terhadap prasangka pihak Orientalis yang menduga bahwa jabariah Islam itu membawa bangsa-bangsa yang menganutnya menjadi mundur?

Bahkan jabariah Islam ini lebih besar memberi dorongan orang berusaha untuk kebaikan dan untuk mendapatkan hasil rejekinya dari pada fatalisma di Barat. Kedua mazhab ini memang sudah bertemu bahwa dalam alam ini sudah ada hukum-hukum yang tak dapat diubah atau diganti, dan semua yang ada dalam alam ini tunduk kepada hukum-hukum tersebut. Juga manusia tunduk seperti yang lain yang ada dalam alam ini. Tetapi fatalisma ini menundukkan orang kepada lingkungannya dan cara yang turun-temurun yang sudah tak dapat lagi dihindari dan membuat iradat manusia harus tunduk kepada lingkungannya. Dalam hal ini sudah tak ada jalan lagi ia dapat mengubah diri. Sebaliknya Qur'an mengajak iradat setiap individu atas dasar rasio menuju ke arah yang lebih baik, dan diingatkannya bahwa bilamana hasil yang baik itu sudah ditentukan buat mereka, maka itu adalah atas usaha mereka sendiri dan mereka tidak akan mendapat hasil yang baik dengan seenaknya saja tanpa usaha.

"Tuhan tidak akan mengubah nasib sesuatu golongan kalau mereka tidak mengubah nasib mereka sendiri." (Qur'an, 13: 11)

Setelah Tuhan memberi petunjuk kepada umat manusia dengan kitab-kitab suci mengenai apa yang harus mereka lakukan, setelah kepada para nabi dan rasul dibukakan jalan yang benar dan disuruh memikirkan dan merenungkan segala isi dan hukum alam serta kekuasaan Tuhan, maka dengan kemampuan mereka sendiri, mereka akan memikirkan dan merenungkan semua itu. Orang yang sudah beriman akan hal ini dan mengarahkan diri ke arah itu, tentu ia akan memperoleh apa yang sudah ditentukan Tuhan. Apabila sudah ditentukan dia akan mati membela kebenaran atau kebaikan seperti diperintahkan Allah, tidak perlu ia kuatir. Dia dan yang sebangsanya akan tetap hidup di sisi Tuhan. Manalah anjuran yang lebih besar dari ini supaya orang berinisiatif, berusaha dan berkemauan?! Dan dimana pula tempatnya sikap serba tak acuh seperti diduga oleh Irving dan Orientalis-orientalis lain itu?

Sikap serba tak acuh sama sekali bukan tawakal4 kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah tidak mungkin orang hanya akan bertopang dagu berpeluk lutut dan meninggalkan segala yang diperintahkan Tuhan. Bahkan sebaliknya, ia harus bekerja keras untuk itu, seperti dalam firman Allah:

"Kalau engkau telah berketetapan hati, tawakallah kepada Allah."

Jadi ketetapan hati dan iradat ini harus mendahului tawakal. Kita sudah berketetapan hati, lalu kita bertawakal kepada Allah, kita mencapai tujuan kita berkat itu juga. Apa yang patut kita tuju hanya Dia semata, kita patut bersikap takut hanya kepadaNya semata - kita akan mencapai semua hasil yang baik itu berdasarkan undang-undang Tuhan dalam alam ini. Undang-undang Tuhan takkan berubah dan tidak akan berganti-ganti. Hasil yang baik ini yang harus menjadi tujuan kita sampai usaha kita mencapai sukses, atau kita akan mati karenanya. Hasil usaha baik yang kita capai adalah dari Tuhan. Segala bencana yang menimpa kita karena perbuatan kita sendiri dan karena kita menempuh jalan bukan ke jalan Allah. Jadi segala kebaikan dari Tuhan dan segala kesesatan dan kejahatan dari perbuatan setan.

Tentang kekuasaan Tuhan mengetahui segala yang terjadi dalam alam sebelum Tuhan menciptakan alam, dan bahwa Tuhan Maha Agung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun