"Baguslah, belajar saja yang rajin biar pintar, jadi tidak perlu meramal. Mengkaji berdasarkan ilmu pengetahuan jauh lebih baik dari ramalan tanpa jelas dasar dan pengetahuannya," kata Sang Kakek.
Peramal meramal, eh direvisi. Ternyata peramal takut juga masuk bui, makanya merevisi ramalannya. Kenapa yah, orang suka melontarkan pendapat ke media tanpa menjilat lidah dan berpikir dulu. Janganlah setelah di balik teralis besi, baru sadar dan menyesal, gumam Sang Kakek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H