Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Kepedulian-Kesetiakawanan" Tinjau Ulang Fenomena Tone Deaf

30 Agustus 2024   20:04 Diperbarui: 30 Agustus 2024   20:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkatnya perjalanan kami berdelapan sudah tiba di kaki gunung Merbabu. Cuaca lumayan ekstrim dan kami tiba sore hari magrib, dingin malam di kaki gunug mulai mencekam. 

Tiba-tiba sahut-sahutan berteriak kedinginan, baju basah kuyup. Kami semua tertawa dengan tingkah lucu salah satu kawan yang melawak. Dia angkat bicara saja kami semua sudah tertawa. 

Bayangkan di dalam suasana perjalan pendakian kalian punya salah satu mahluk astral lucu lagi menyenangkan. Maka perjalanan akan menjadi cerita dan kenangan tersendiri. 

Makanya ketika fenomena tone dheaf muncul saya merasakan keanehan istilah ini ketika muncul. Karena walaupun astral dan absurdnya pertemanan. Mereka semua tidak pernah tuli dan cacat empaty, pertemanan yang saling care dengan cara naturalnya.

Faktanya, perjalanan diisi dengan hal yang menyenangkan. Lalu kemudian kelucuan disambut dengan tawa lepas tanpa melipabtkan ketersinggungan. Murni saling mengakrabkan dan tidak ada yang merasa jadi korban fenomena badai tone dheaf. Artinya satu sama lain saling peduli. 

Membaca arti pertemanan

Di WC jongkok dengan kepulan asap pembuka hari itu aku tersenyum sendiri. Mengingat ulang nostalgia pertemanan di bangku kuliah saat menemukan mahluk astaral. Batuknya saja membuat kami tertawa. 

Namun ada satu momen ketika dalam kesusahan, saat itu seingatku secara acak saja. Aku benaran kehabisan uang sama sekali gak bisa makan untuk hari dimana tanggal tua pun tiba. 

Setelah curhat dan berbagi keluh kesah sama teman satu ini. Lucunya, dia hanya punya sisa duit untuk dimakan satu hari namun hanya saja uang itu dipinjaman ke saya. Keesokan harinya dia datang dengan dalih curhat. Dia pun curhat hari itu dia gak punya duit untuk makan. 

Kejadian di atas sontak membuat kami saling tatap. Lalu tertawa terbahak-bahak sejadinya, ini kami definisikan kebodohan atau kelucuan kami pun tak tau. 

Menyadari arti penting Kepedulian

Kembali cerita tentang pendakian Merbabau di akhir tahun 2022 silam. Kami semuanya bertemu di kuliahan dan dari berbagai kampus.

Bahkan adonan dengan latar belakang asal daerah yang berbeda-beda. Adonan itu dari Sumater, Kalimantan, Sulawesi, Tentunya Jawa sebagai tuan rumah dan berbagai daerah lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun