Baris kelima mengatakan bahwa cinta ini berkisah, itu berarti cinta akan membuat cerita bagi siapapun yang merasakannya. Kehidupan selalu membawa cerita, dan cinta merupakan salah satu cerita yang singgah dalam kehidupan. Seorang insan yang merasakan cinta pasti dapat mengubahnya menjadi sebuah cerita untuk dikenang di kemudian hari. Baris keenam bermakna bahwa cinta yang diberikan Tuhan adalah fana, yakni hanya bersifat sementara. Cinta dan kehidupan duduk bersandingan. Apa yang hidup akan menemui berakhir, begitupun cinta. Tidak ada cinta yang hadir selamanya. Meski cinta yang bahagia pasti akan menemukan akhirnya sendiri suatu saat nanti.
Baris ketujuh bermakna bahwa kita harus mensyukuri cinta yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Namun, jangan pula karena cinta membuat kita lupa akan segalanya. Petuah yang menyatakan cinta itu membutakan adalah benar. Cinta merupakan salah satu emosi tertinggi yang bisa dirasakan seorang makhluk. Oleh karena itu, kita tidak boleh tenggelam karenanya. Baris terakhir atau baris kedelapan bermakna cinta akan pergi, tapi tidak perlu disesali karena Tuhan akan kembali memberikan cinta yang baru, yang bahkan jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Seperti yang diketahui bahwa terkadang Tuhan memberikan cobaan kepada makhluknya, tapi Tuhan juga akan membalasnya berkali-kali lipat lebih baik. Mungkin cinta yang sebelumnya menyakiti hati, tapi percayalah mungkin dia bukan yang ditakdirkan. Jadi, tidak perlu bersedih karena cinta yang sesungguhnya masih ada di luar sana menunggu untuk dipertemukan belahan hatinya. Â
Daftar Pustaka:
[i] Zulfahnur Z.F., (2014). Teori Sastra. In: Lingkup Ilmu Sastra: Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra, serta Hubungan antara Ketiganya. Universitas Terbuka, Jakarta.
[ii] Luxemburg, J.V., dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Gramedia: Jakarta.
[iii] Riffatere, M. 1978. Semiotic of Poetry. Indiana University Press: Blomington and London.
[iv] Suryaman, M. dan Wiyatmi. 2013. Puisi Indonesia. Yogyakarta.
[v] Pradopo, R.D. (2017). Teori Kritik dan Penerapannya Dalam Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[vi] Pradopo, R.D. (2017). Teori Kritik dan Penerapannya Dalam Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[vii] Infolingga.net. 2022. Makna Menarik di Balik Puisi "Surat Cinta" Karya Goenawan Mohamad. https://infolingga.net/makna-menarik-di-balik-puisi-surat-cinta-karya-goenawan-mohamad/#:~:text=Puisi%20yang%20berjudul%20Surat%20Cinta,sudah%20diberikan%20cinta%20masing%2Dmasing. Diakses tanggal 7 Juni 2023.
[viii] Agus, S. 2019. Analisis Metafora Antologi Puisi Goenawan Mohamad (Kajian Stilistika). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar,Makassar.