Mohon tunggu...
Vadlan Labulango
Vadlan Labulango Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Kalau sudah jadi orang jangan lupa orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Story Success Teman LGBTQ

20 September 2022   07:47 Diperbarui: 20 September 2022   08:00 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gay Sang Pemimpin

Di sekolah menulis Pukkat dan Mapatik, Marcelo dapat giliran bicara. Marcelo Sparkling, begitu panggilan paling nyaman menurutnya. Ia sekarang berusia 33 tahun dengan orientasi seksual homoseksual atau tertarik kepada laki-laki.

"Saya laki-laki, ketertarikan saya kepada laki-laki, gay," ucapnya.

Saat di bangku SD dan SMP, Marcelo mengaku belum menyadari kalau dirinya mengalami ketertarikan pada laki-laki. Masih dalam keragu-raguan karena konteks ketika masih kanak-kanak, pengetahuan masih diadopsi dari orang tua dan guru, yang kemudian memandang orientasi seksual yang katanya normal itu hetero (menyukai lawan jenis). 

Ia menyadari sepenuhnya bahwa ia memiliki ketertarikan pada laki-laki di saat mengenyam pendidikan SMA. Kurangnya informasi soal SOGIESC (konsep pemahaman mengenai ketubuhan, orientasi seksual, dan gender) di bangku sekolah membuat ia merasa takut dengan keadaan, bertanya-tanya apa yang akan ia lakukan ketika menyadari hal tersebut.

"Sebenarnya kalo menyadari secara penuh itu ketika SMA. Tapi kalo dari SD sampe SMP itu, ada ketertarikan tapi karna pengetahuan belum terlalu cukup jadi saya belum tau kalau itu dang. Deng belum terpapar informasi, tantu masih bertanya-tanya dan merasa takut," tandasnya.

Seiring berjalannya waktu, Marcelo menyadari bahwa dirinya adalah seorang gay. Ia tidak buru-buru untuk menyampaikan ke orang-orang kalau dirinya seorang gay. Menurutnya, memberi tahu kepada orang lain itu tidak perlu dan tidak menjadi suatu keharusan untuk diberi tahu. Terpenting bagaimana ia nyaman dulu dengan apa yang ia alami, ia menerima dirinya dulu diri sebelum orang lain tahu kalau dirinya berbeda dengan kebanyakan orang.

"Saya mengcoming in kan diri saya, saya menerima diri saya dulu. Ngomong ke orang lain, speak up pada orang lain itu nda perlu dan tidak harus. Terpenting terima diri saya dulu."

Sampai sekarang Marcelo tidak pernah coming out (tindakan seseorang yang mengungkapkan orientasi seksual mereka pada orang lain), menyatakan diri pada banyak orang baginya tidak penting. Tapi ia sudah menyampaikannya kepada orang-orang khusus yang menurutnya pantas untuk tahu. 

Orang-orang terdekat yang memang perlu tahu tentang dirinya seperti keluarga dan keluarga terdekatnya, Marcelo telah mengungkapkan bahwa dirinya berbeda. Walaupun pada awal-awal ia memberitahukan pada keluarganya sempat tertolak atau keluarganya belum menerima kalau ia berbeda, namun dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjelaskan, sesuai proses akhirnya diterima secara baik di lingkungan keluarga.

"Kalau menyatakan diri coming out sih saya tidak menyatakan diri coming out, tapi untuk keluarga dan teman dekat sudah, dan untuk banyak orang saya rasa tidak penting. Keluarga pertama tidak terima tapi ketika dijelaskan, diterima sesuai proses."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun