Tak ada jalan keluar untuk melanjutkan kuliah. Oping sempat buntu memikirkan bagaimana ia bisa penelitian untuk kelanjutan penyelesaian tugas akhir.Â
Tiba di mana Oping di fase putus asa dan menyampaikan kepada ibunya kalau ia tak akan melanjutkan kuliahnya. Bagi Oping, jika ia lanjut kuliah pun akan memakan biaya banyak. Apalagi ini mau penelitian dan penelitian butuh anggaran lebih juga. Kemudian Oping menyampaikan ke ibunya, ia akan mencari kerja.
"Kita bilang pa mama, Ma sudah jo kita mo setrus kuliah. Kita mo lanjut kuliah pun akan kaluar biaya banyak, jadi sampe sini jo kita kuliah. Depe selanjutnya kita mo cari kerja," tutur Oping.
Sayang, ibunya bersikeras akan tetap berusaha membiayai kuliahnya. "Biar mama yang mo banting tulang, asal ngana tetap lanjut kuliah. Begitu kita pe mama pe jawaban sampe dia manangis" tambah Oping.
Ibunya berusaha membujuknya, tapi Oping tetap memilih berhenti kuliah dan mencari kerja. Tahun 2018, dirinya menjadi pengawas TPS. Kemudian di tahun 2019-2020 jadi Panitia Pemungutan Suara saat pemilu.
Jelang dua tahun mengalami kemandekan kuliah, Oping akhirnya dapat motivasi lagi untuk melanjutkan kuliah. Kakanya yang di Merauke menelpon Oping, memberi nasehat-nasehat dan memotivasi Oping agar melanjutkan kuliah lagi. Di antara tiga kakak beradik, hanya Opinglah yang berkesempatan untuk kuliah, maka itu menjadi alasan bagi kakaknya membangkitkan lagi semangat kuliahnya yang sempat terhambat.
"Kita pe kaka ba telfon kong dia bilang, 'Di antara torang pe kaka ade, sapa yang ada kuliah? Sapa  yang ada sekolah tinggi? Cuman ngana yang ada skolah sampe kuliah'. Bagitu dia bilang pa kita," ujar Oping.
Karena dorongan dari kakaknya dan harapan dari ibunya, Oping termotivasi lagi dan berusaha lagi untuk menyelesaikan kuliahnya walaupun akan ada banyak tantangan nantinya.
Pada akhirnya di tahun 2020, Oping mampu menyelesaikan studi strata satunya dan ditahun itu ia diwisuda dengan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (STP). Pihak keluarga pun merasa bangga dengan capaiannya, terutama ibunya yang paling mengerti dengan keadaan dan perjuangan yang dilewati Oping. Sampai Ibunya tidak menyangka kalau dia bisa melewati semua tantangan yang menghampiri dan boleh berhasil seperti ini.
"Mama, dia sangat bangga. Sampe dia bilang, 'Mama nda kira ternyata ngana kote boleh berhasil'."
Setelah lulus kuliah, Oping memilih cepat bekerja. Ia bekerja di salah satu perusahaan di Manado. Saat itu ada beberapa orang di sekelilingnya yang awalnya tidak menerima Oping, kemudian perlahan mulai bersikap baik kepadanya.