"Ya artinya kita tidak boleh sembarangan menulis berita hoax, fitnah dan sebagainya"
Dia hanya geleng-geleng kepala meremehkan penjelasan saya. Teman di sebelahnya juga tersenyum absurd. "Wes makanya sampean datang nanti malam ada acara."
"Oh saya nggak bisa, harus langsung pulang setelah ini"
Hal lucu yang membuat saya gemes adalah karena dia ini mengeluhkan bahwa pertanyaan didominasi oleh Kompasianer, sementara teman-temannya tidak mendapat kesempatan. Kenapa lucu? Karena saat itu saya juga sama-sama peserta, saat moderator memberi kesempatan bertanya teman-teman dia ini tidak mengacungkan tangan, dan memang dari 4 orang penanya semuanya adalah Kompasianer. Nah kalau seperti ini apa salah saya? Lah saya berinteraksi membuat cair suasana karena memang teman-temannya hanya diam saja.
Sampai di sini saya bingung, kenapa mengeluhkan kesempatan bertanya? Sebab kesempatan dibuat terbuka dan saya diam saja sejak awal tidak mengacungkan tangan. Barulah terakhir saat semua diam saya mengajukan diri.
Saya juga tidak mengerti mengapa blogger tidak boleh membahas atau bertanya seperti itu? Apakah maksud silaturrahim adalah menanyakan apa kabar anaknya? Pagi tadi masak apa? Atau bagaimana? Entahlah!
Dia juga menganggap saya kurang mengerti, malah disuruh gabung ke blogdetik dan membaca komentar-komentarnya. Lha apa urusannya?
Tapi ini menarik. Saya jadi semakin yakin bahwa Alan Budiman bukan blogger dan tidak terikat dengan aturan seorang blogger (jika ada). Saya menulis dan bertanggung jawab sendiri dengan apa yang saya tulis. Bahwa saya Kompasianer itu memang otomatis iya sebab menjadi member Kompasiana.
Setiap tulisan yang saya posting biasanya adalah sesuatu yang menurut saya punya manfaat bagi orang lain. Belum pernah saya mereview hotel karena mengajukan diri, sempat diberi paket acara dengan syarat menulis review tapi waktu itu digantikan oleh orang lain sementara saya memilih menginap di rumah teman. Kalaupun pernah ikut lomba menulis di Kompasiana dan luar, sering kali isinya terlalu sederhana dan di luar jalur menjadi pemenang. Sebab tujuan saya menulis adalah seperti bercerita,membuat orang mengerti dengan mudah dan mendapat sesuatu dari yang saya tuliskan.
Inilah kenapa saya mau menulis gratis review tentang The Remix milik Netmediatama, yang kemudian mendapat respon dari ownernya, Pak Wishnutama. Saya juga menulis tentang Pak Jokowi tanpa mengharap imbalan materi. Kalaupun sempat diundang ke Istana, itu hanya konsekuensi, bukan tujuan, dan itupun atas inisiatif serta urusannya Pak Jokowi.
Jadi kalau ada orang yang khawatir acara jumpa politisi akan mencemarkan nama baik blogger, mungkin ada benarnya. Tapi saya bukan blogger. Selama menjadi Kompasianer saya menulis banyak hal mulai dari olahraga, TKI, wisata, politik, sosial budaya, cerpen, puisi dan sebagainya. Saya merasa tidak bersalah menulis politik. Saya tidak merasa bersalah dengan menghadiri undangan Presiden Jokowi. Saya juga tidak merasa bersalah bertemu dengan banyak pejabat serta politisi, untuk membicarakan apapun. Saya juga pernah ikut kampanye dan sebagainya.