"Kamu?" tanya Ayah padaku.
"Aku putih."
"Berarti kamu secara otomatis dapat warna biru." ucap Ayah pada adikku.
"Ya mau gimana lagi, aku kan tidak bisa memilih." sahut Adikku.
"Seandainya kamu bisa memilih. Kamu mau pilih warna apa?" tanyaku.
"Aku mau warna putih Kak."
"Gimana kalau kita tukar saja. Kamu pilih warna putih aku biru. Kakak ngalah, jika kamu memang suka warna putih." kataku pada Adik.
"Baiklah Kak. Aku pilih warna putih saja."
"Kamu yakin pilih warna putih. Kalau warna putih itu hasilnya buruk gimana? Kita kan nggak tahu maksud wasiat Kakek terkait dengan pilihan warna ini." Kakak memastikan pilihan Adikku.
"Kak, kita kan sama-sama nggak tau maksud Kakek. Jadi, tak masalah terkait dengan perubahan pilihan warna ini. Yang terpenting bagiku, aku bisa memilih sesuai dengan keinginanku." balas adikku pada Kakak.
Setelah kami memastikan pilihan warna pada bendera Belanda yang jadi wasiat Kakek, ayah kemudian menyobek bendera itu. Masing-masing sobekan ternyata tersimpan wasiat Kakek, berupa tulisan yang berisi petunjuk apa yang harus dilakukan selanjutnya.