Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bendera

14 Maret 2021   19:46 Diperbarui: 14 Maret 2021   20:00 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

"Nggak kok Kak. Selama sebulan ini baik-baik saja."

"Lantas, ada apa? Apa kamu tahu kenapa Ayah telepon aku dan Kakak pagi-pagi sekali dan meminta kita untuk segera pulang."

"Nggak tau Kak."

"Apa tadi Ayah cerita-cerita Kak kenapa Ayah minta kita pulang pas kakak datang dan ngopi bareng Ayah?" tanyaku pada Kakak.

"Nggak ada. Ayah hanya tanya-tanya masalah penjualan mobil dan motor di deler kakak." balas Kakak.

"Trus kita ngapain Kak ke rumah Kakek."

"Nah itu dia. Kakak juga penasaran kenapa Ayah telepon pagi-pagi sekali, trus nyuruh kita balik secepatnya dan malah diajak ke rumah kakek." jawab Kakak.

Tak menemukan jawaban dari Adik ataupun Kakak perihal apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya kami bertiga memilih topik perbincangan yang lain, mulai dari masalah penjualan mobil dan motor sampai berburu informasi perihal apa saja kejadian di rumah selama ini, khususnya berburu berita terkait tingkah polah adikku yang langsung menjadi narasumbernya.

"Loh sudah sampai ya." ucapku ketika melihat rumah Kakek dan Kakak menghentikan mobilnya. Kami bertiga kemudian mengikuti Ayah dan Ibu masuk rumah.

Kami duduk di kursi berdebu, sedangkan Ayah dan Ibu masuk ke kamar Kakek, sepertinya mengambil sesuatu disana. Tak berselang beberapa menit, benar sekali seperti dugaanku, Ayah membawa sebuah kotak tua milik Kakek. Kemudian Ayah membukanya di hadapan kami.

Aku, Adik dan Kakak tentu terkejut melihat isi dari kotak tersebut. Hanya sebuah mendera tua, bendera using, warna merahnya mulai sedikit gelap, putihnya bercampur warna coklat dan warna birunya pun mulai luntur, seperti warna biru langit yang tertutup awan tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun