Mohon tunggu...
Wahid MaulanaAhsan
Wahid MaulanaAhsan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

hobi buat video dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Izinkan Aku Belajar

30 Maret 2023   19:00 Diperbarui: 30 Maret 2023   19:08 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lan, lan, lan" Panggil Kelvin yang bingung dengan tingkah laku Alan yang langsung pergi

...

Satu kalimat menggambarkan Alan hari ini 'Dia sedang tidak baik-baik saja', ia khawatir dengan kesehatannya Anim sampai tidak khawatir dengan kesehataannya, sudah dari pagi ia belum makan ia masih belum mengiklaskan kalo An'im kembali belajar lagi, ia mengambil ponselnya guna memaikan game sebagai bentuk pelampiasan.

"bek bek bek bek anjayyyy, cemas kau, cemas kau, anjayyyy"  Ujar Alan saat ngegame.

Saat ia main game tiba-tiba mati lampu yang menyebabkan sinyal wifinya ilang dan sialnya lagi Alan belum beli paket data.

"Loh he loh he, sinyalnya mana njiiir, dasar PLN biadab, belumbeli paketan lagi" Ujar Alan dengan kesal.

Sambil menunggu listrik hidup Alan menyadari suatu hal kalo setiap orang memiliki kebahagiaan sendiri-sendiri, tidak ada yang salah dari kebahagiaan setiap orang, yang salah itu tidak membiarkan orang lain bahagia atas kebahagiaannya, Alan sadar ia tidak membiarkan An'im menikmati kebahagiaannya, ia merasa bersalah atas tingkah lakunya selama ini, Lampu tiba-tiba hidup menandakan listrik kembali normal, Alan langsung mencari info tentang penyakitnya An'im dan mencari dokter spesialis untuk membantunya, Alan sadar kalo ia telat menyadari tapi bukan berarti ia telat memperbaiki.

Satu hari berlalu, Alan pergi mengunjungi An'im dengan membawa banyak buku pelajaran, menurut Dokter terapi yang pertama di lakukan saat terkena penyakit Syndrom Edukasi adalah membiarkan orang itu belajar sehari semalam full, melihat Alan menjenguk Kelvin dan An'im sangat bahagia, Kelvin mempersilakan Alan mengobrol empat mata sama anaknya

"Maaf ya nak selama ini bapak salah, bapak sadar kalo setiap orang punya keinginan dan proses yang beda-beda, sekarang kamu bebas memilih nak, mau terjun di bidang pendidikan atau permainan, milih jadi proplayer atau profesor selama pilihanmu itu baik bapak dukung" Nasihat Alan

"Makasih pak" Ujar An'im

An'im sangat terharu ahirnya ayahnya tau apa keinginannya selama ini ahirnya ia bisa belajar sepuasnya tanpa ada paksaan untuk ngegame, kadang kebahagiaan yang ia impikan ternyata datang dengan hal tak terduga, begitulah hidup kita menentukan apa yang kita inginkan, tapi kita tidak tau apa yang kita terima, kadang rasa sakit yang kita terima hari ini adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan yang akan kita dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun