"PAKK" Spontan Alan menampar lagi.
"AYAH MALU SAMA TETANGGA YANG LAIN NAK, YANG ANAKNYA UDAH ADA YANG MYTICAL GLORY, UDAH BISA JADI JOKI, NGEGAME GAK USAH DI SURUH, BAHKAN ADA YANG SAMPAI NIKAH SAMA SISCA KHOL NAK, BAPAK IRI SAMA MEREKA NAK"
"PAKK" Tampar Alan lagi karna merasa ketagihan.
An'im merenung di kamarnya, ia merasa tertekan dengan perilaku ayahnya, ia merasa bahwa yang di lakukan ayahnya adalah bertentangan dengan Sila ke 5 'Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia', berkali-kali An'im iri dengan orang tua teman-temannya yang mereka selalu mengingatkan anaknya belajar dengan giat, pernah suatu ketika saat temannya dijanjikan sama orang tuanya di belikan PS 5 kalo berhasil rangking satu, tapi ayahnya malah berjanji membelikannya PS 5 kalo An'im enggak rangking, Berkali-kali An'im selalu berfikir 'Hidup ini memang tidak adil'.
Alan tiba-tiba memasuki kamarnya An'im, mengemasi semua pakaiannya berencana mengusirnya dari rumah.
"Hari ini kamu gak boleh tidur di rumah, kamu harus nongkrong" Ujar Alan.
Alan membuka dompetnya kemudian mengeluarkan uang lima ratus ribu.
"Uang segini cukupkan" Sambil melemparkannya di mukanya An'im.
...
Melihat An'im yang selalu belajar dan tidak mau main game membuat Alan panik, ia berkali bingung dengan cara apa lagi An'im itu mau ngegame, Hingga terlintas keputusan yang matang, ia berencana menitipkan An'im ke adiknya yaitu Kelvin, dia sangat ahli dengan game Mobile Legend istilah kata Pro Playerlah, bahkan ia menang pada MPL season 6, sebuah turnamen Mobile Legend tertinggi yang di senggelarakan untuk para penggemarnya, malam ini Alan sudah janjian untuk bertemu dengannya.
"Mesti kakak kalo ngajak ngumpul ndadak terus" Ujar Kelvin dengan kesal