Mohon tunggu...
Alamsyah Levinus
Alamsyah Levinus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis artikel Kristen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberdayaan Pelayanan Penatua dalam Jemaat Berdasarkan 1 Timotius 3:1-18

9 Juli 2022   12:07 Diperbarui: 11 Juli 2022   08:58 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PEMBERDAYAAN PELAYANAN PENATUA DALAM JEMAAT BERDASARKAN 1 TIMOTIUS 3:1-18.


PENDAHULUAN.

            Pelayanan Penatua merupakan suatu jabatan yang dijelaskan oleh Rasul Paulus di dalam suratnya kepada Timotius, ia menegaskan bahwa jabatan sebagai penilik jemaat merupakan suatu pekerjaan yang indah. "benarlah perkataan ini: orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." (I Timotius 3:1). Hal ini menjelaskan bahwa pekerjaan seorang penilik jemaat adalah pekerjaan yang dikehendaki. Rasul Paulus menegaskan bahwa menjadi seorang penilik jemaat harus memenuhi beberapa penilaian yang dapat menjadi teladan bagi banyak orang dan bagi jemaat.

            Melalui pemerhatian atau observasi yang dilakukan bahwa, jabatan penatua dalam pelayanan di Gereja merupakan suatu pelayanan yang semakin popular dikalangan jemaat, tetapi ada dari antara pelayan Tuhan yang disebut sebagai "Penatua" tidak mampu untuk menjalankan fungsinya, Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak memahami apa yang dimaksudkan sebagai "Penilik jemaat" dan fungsinya. Kedua, tidak dapat mempertahankan persyaratan yang dikemukakan dalam Kitab I Timotius 3:2 yang berbunyi "... Tidak bercacat....". Ketiga, tidak mampu menjadi konsisten dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai "penilik Jemaat" yang baik. Berdasarkan hal ini maka tulisan ini berupaya untuk mengungkapkan tentang keteladanan hidup dan fungsi serta tanggungjawab penatua di dalam gereja (Jemaat) berdasarkan kitab 1 Timotius 3:1-18.

Latar belakang kitab 1 Timotius.

Menganalisa dari Alkitab edisi studi, dijelaskan bahwa;

1. Kitab "1 Timotius banyak berbicara tentang kriteria orang yang pantas unutk menjadi pemimpin jemaat, yaitu para penilik dan para pemimpin (disebut juga para uskup, diaken, penatua atau imam). "penahbisan" seorang pemimpin yang baru dilakukan dengan penumpangan tangan diatas kepala oleh sidang penatua (4:14).[1].

2. Kitab 1 Timotius ditulis untuk menasihati seluruh jemaat dan memperingatkan mereka agar waspada terhadap ajaran-ajaran sesat. Di dalam surat ini ada juga petnjuk untuk memilih para pemimpin jemaat, penjelasan tentang jabatan, serta tanggungjawab para pemimpin itu.[2]

3. Timotius adalah orang kepercayaan Paulus ( 1 Kor 16:10; 2 Kor 1:19). Oleh karena itu, dia sering ditugaskan sebagai utusan. Nama Timotius sering disebut bersama Paulus dalam beberapa surat ( 2 Korintus, 1-2 Tesalonika, Filipi, Filemon). Timotius bekerja Bersama Paulus dan menemaninya dalam perjalanannya (Rm 16:21; Flp 2:19; Kis 16:1-3). Karena itulah Paulus menganggap Timotius seperti anaknya sendiri (1:2).[3]

Berdasarkan Analisa ini, sangat di pahami bahwa kitab 1 Timotis merupakan surat-surat yang berisikan nasihat Rasul Paulus kepada Timotius agar mampu dan tetap konsisten menjadi peribadi teladan sebagai pemimpin gereja yang kompeten.

 

SIAPA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PENATUA.

            Penatua (atau Tua-tua) adalah suatu jabatan gerejawi yang ada didalam organisasi  gereja. Kata Penatua sendiri berasal dari bahasa Yunani presbyteros yang berarti seorang yang dituakan, yang berpikir matang, sesepuh. Penatua juga dapat diartikan sebagai pemimpin Kristen. ... Dalam sejarahnya salah satu dari kelompok penatua itu mendapatkan kedudukan istimewa.[4] 

            Witness Lee menjelaskan bahwa "Penatua termasuk dalam jabatan gereja, sepenuhnya untuk pelaksanaan, untuk pengelolaan, dan untuk menilik segenap jemaat. Penatua adalah suatu jabatan, bersamaan dengan itu dia boleh juga sebagai minister Firman. Inilah yang dikatakann oleh Rasul Paulus, "patut dihormati dua kali lipat' ( 1 Timotius 5:17). Karena dia didepan Allah adalah minister firman, yang baik dalam mengajar, bersamaan dengan itu juga penatua gereja, sebab itu dia dihormati dua kali lipat."[5]

 

KETELADANAN HIDUP SEORANG PENATUA.

            Rasul Paulus dalam suratnya ini telah menetapkan beberapa persyaratan untuk menjadi penilik jemaat (episkopos). Penilik Jemaat pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini).

            Ronald W. Leigh memberikan penjelasan seperti berikut mengenai syarat seorang penatua berdasarkan 1 Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9: [6] "Suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, tidak angkuh, menguasai diri, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, berpegang pada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran sehat suapay ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran iotu dan sanggup meyakinkan penentangnya, bukan peminum, bukan hamba uang, tidak serakah, kepala kelaurga yang baik, isegani dan dihormati oleh anak-anaknya, orang yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh tidak tertib, bukan yang baru bertobat, suka akan yang baik, mempunyai baik diluar jemaat, hidup senonoh dan tertib".

            Berdasarkan pada kualifikasi yang diberikan oleh Ronald diatas dapat dikatakan bahwa seorang penatua harus memiliki kualiti yang baik sebagai seorang yang disebut  "penilik jemaat". Kualiti yang dimaksud bukan hanya sekedar kualiti dalam arti banyak tahu tentang sesuatu, tetapi kualiti dalam karakter,sikap dan tindakan. Berikut merupakan sedikit penjelasan berdasarkan penjelasan R.Paulus dalam 1 Timotius 3:1-18;

A. Moral yang baik.

            "Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat" (1 Timotius 3:2-5). "Tidak bercacat" mengindikasikan seseorang yang hidup dalam karakter diri yang dapat dipercaya, yang dengan setia hidup sesuai dengan Firman Tuhan di dalam ketulusan. Beberapa hal yang berhubungan dengan "TAK BERCACAT":

1. Pernikahan. "Harus suami dari satu istri".( 1 Timotius 3: 2 &12). Kesetiaan dalam keluarga adalah gambaran seseorang tampil sebagai orang yang juga setia dalam kehidupan di luar rumah. Orang yang menghargai istri dan keluarga menjadi persyaratan penting dalam memilih seseorang yang menjadi penilik jemaat. "Suami dari satu satu isteri" menunjuk kepada kekudusan kehidupan rumah tangga, yang memegang teguh komitmen, sekalipun banyak pencobaan di tengah-tengah kehidupannya.

 2. Karakter.

a. "Dapat menahan diri". ( 1 Timoius 3: 2 & 11). Menahan diri menunjuk kepada kestabilan dan keseimbangan jiwa.baik menahan diri dari nafsu = keinginan dunia/marah. Orang yang tidak dapat menahan diri pasti akan terlanjur, tidak mampu menguasai dirinya karena sesuatu yang membuat ia marah. Maka, orang yang dapat menahan diri, perkataan, tingkah lakunya adalah hasil dari usaha pengendalian egoisme. Dia akan hidup dengan disiplin dan bertanggungjawab. (Amsal 16:32) "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."

 b. "Bukan peminum dan hamba uang". ( 1 Timotius 3: 3 & 8). Seorang peminum yang tidak dapat melepaskan diri dari kecanduannya, tidak dimungkinkan untuk dapat menjadi seorang pemimpin. Beza dengan pemimpin dunia sekular. Mabuk-mabukan adalah hal biasa (menandakan mereka hebat). "Hamba uang",  Hal Ini menjadi tujuan utama rasul Paulus dalam surat ini. Dia mengatakan, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (1 Tim.6:10).

 c. "Memiliki nama baik". ( 1 Timotius 3: 7 & 11). Kehidupannya pun harus sudah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat dan dalam jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat, ia harus memiliki"nama baik di luar jemaat" termasuk isteri-isteri/suami-suami. Dunia sedang memperhatikan kehidupan orang Kristen, oleh itu Rasul Paulus berharap agar mereka bersikap bijaksana sehingga keberadaan mereka sebagai umat Allah dapat dihargai dan dihormati, tidak digugat orang dan tidak jatuh dalam jerat Iblis. Jadi, baik di dalam maupun di luar gereja, mereka harus hidup tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

3. Sikap. ( 1 Timotius 3:2).

a. "bijaksana" dan "sopan". Sifat bijaksana ini menggambarkan seseorang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan pertimbangan yang tepat, tidak ragu-ragu. Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. (Mazmur 90:12) "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana". "bersikap sopan" Kata ini mengacu pada suatu sikap yang teratur dan menghargai diri sendiri. Kata ini menggambarkan seseorang yang menampilkan suatu sikap yang teratur sebagai refleksi dari kestabilan dalam jiwanya.

 b. "Suka memberi tumpangan". Secara bebas dapat diterjemahkan dengan "mengasihi orang asing", "suka memberi tumpangan". Pada masa itu, setiap orang yang memberitakan firman Tuhan biasanya menumpang di rumah-rumah dimana pemberitaan dilakukan.

 c. "Cakap/pandai mengajar". Hal  ini menunjuk kepada kemampuan dalam mengajar dan tentu baik secara intelektual untuk menyampaikan firman Tuhan. Syarat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin rohani memerlukan kemampuan, baik untuk menjelaskan ajaran tentang iman maupun untuk mencegah atau menegur kesalahan. Peramah dan pendamai, Bukan suka berdebat, berselisih dan berkelahi sehingga mampu membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ay. 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah.

 

B. Kedewasaan rohani. ( 1 Timotius 3:6). "Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." Bukanlah seorang yang baru bertobat. Janganlah seseorang yang baru mengenal Tuhan langsung diangkat menjadi penilik untuk memimpin suatu jemaat, ia harus belajar dulu akan firman Tuhan yang sesungguhnya agar ia tidak menjadi angkuh maupun sombong, karena itu akan membawa dia lupa diri akan tugas yang dipikul.

 

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PENATUA.

            Tugas dan tanggungjawab seorang penatua di jelaskan oleh Dr. Philip Suciadi Chris seperti berikut: Pertama, Pembuat keputusan. para penatua membantu untuk menyelesaikan perselisihan dalam gereja. (Kisah Para Rasul 15:1-2), Ketika muncul perbezaan pendapat yang menjadi perdebatan, hal tersebut dibawa kepada para rasul dan para penatua untuk kemudian diputuskan mana yang benar. Kedua, Berdoa untuk orang sakit.... (Yakobus 5:14). Ketiga, Mengawasi gereja dengan kerendahan hati. 1 Petrus 5:1-4, penatua adalah pemmimpin gereja yang ditunjuk oleh Allah; kawanan Allah dipercayakan kepada mereka. Keempat, Menjaga kehidupan spiritual kawanan dombanya.... (Ibr 13:17). Kelima, Harus tekun di dalam doa dan mengajar Firman... (Kisah Para Rasul 6:2-4; 1 Pet 5:1. Sederhananya, para penatua seharusnya sebagai pembawa damai, prajurit doa, guru, pemimpin teladan dan pengambil keputusan. Merekalah yang berkhotbah dan mengajar para pemimpin di gereja.[7]

            Berdasarkan pada kajian diatas maka penulis menegaskan bahwa penerapan tentang syarat-syarat bagi seorang diakon atau penatua harus diterapkan dalam pelayanan gereja, khususnya dalam pelayanan jemaat. Kitab 1 Timotius 3:1-18 harus menjadi panduan utama untuk memilih seorang pemimpin, baik pusat, daerah dan jemaat lokal. Hal ini bertujuan agar setiap pemimpin yang terpilih memiliki perilaku hidup yang baik sehingga ia tidak dapat digugat oleh mana-mana pihak dalam pelayanan dan tanggungjawanya. Sedangkan dari sisi relevansinya terhadap pelayanan jabatan penatua, penerapan tentang syarat-syarat bagi seorang pemimpin gereja masa kini masih sangat relevan. Memandangkan keadaan atau sikap manusia masa kini semakin hari semakin tidak baik sehingga sangat penting bagi seorang pemimpin jemaat yang memiliki gaya hidup yang baik dan mampu memimpin dan membimbing dengan hikmat Tuhan.

 

KESIMPULAN.

            Kajian ini dilakukan untuk dapat menemukan pentingnya maksud teks firman Tuhan dalam kitab I Timotius 3:1-18 sebagai landasan bagi pelayanan Penatua dalam gereja. Merujuk kepada uraian diatas, temuan-temuan yang diperoleh adalah;

Pertama, gereja atau jemaat yang memiliki hubungan yang baik diantara anggota jemaat adalah jemaat atau gereja yang memiliki pemimpin/pelayan Tuhan yang baik, yang mendasarkan hidupnya kepada Firman Tuhan yang terdapat didalam 1 Timotius 3:1-18 sehingga mampu mendidik, menasihati dan memimpin jemaat dengan rendah hati.

Kedua, penatua atau diaken memiliki fungsi yang besar di dalam pelayanan gereja. Oleh karena itu, seorang penatua atau diaken haruslah menjadikan nas 1 Timotius 3:1-18 sebagai peringatan bagi dirinyanya agar dapat menjadi teladan dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai pelayan Tuhan yang dapat dipercayai.

Ketiga, Berdasarkan analisis 1 Timotius 3:1-18 maka, dapatlah disimpulkan bahwa, untuk menjadi seorang pemimpin jemaat atau gereja harus memiliki gaya hidup atau perilaku hidup yang baik karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.

 

 

PUSTAKA

1. Alkitab (LAI) 2014.

2. Alkitab edisi studi. LAI 2012. (wawasan Penabur:2014). Hal 1594.

3. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Penatua.

4. Witness Lee. Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia (YASPERIN).  2021.

5. Ronal W. Leigh. Melayani dengan efektif (34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam). Jakarta: Gunung Mulia. 2007.

6. Dr. Philip Suciadi Chia, M.Th, Ph.D (c), Elisabeth Sulastri, M.Th. Panduan melawan ajaran sesat - Surat 2 Yohanes (2 Yohanes 1:1-13). Yogyakarta: Stiletto Indie Book. 2020.

7. Ron Jenson & Jim Stevens. Dinamika Pertumbuhan Gereja.Malang: Gandum Mas. 2000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun