Â
SIAPA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PENATUA.
      Penatua (atau Tua-tua) adalah suatu jabatan gerejawi yang ada didalam organisasi  gereja. Kata Penatua sendiri berasal dari bahasa Yunani presbyteros yang berarti seorang yang dituakan, yang berpikir matang, sesepuh. Penatua juga dapat diartikan sebagai pemimpin Kristen. ... Dalam sejarahnya salah satu dari kelompok penatua itu mendapatkan kedudukan istimewa.[4]Â
      Witness Lee menjelaskan bahwa "Penatua termasuk dalam jabatan gereja, sepenuhnya untuk pelaksanaan, untuk pengelolaan, dan untuk menilik segenap jemaat. Penatua adalah suatu jabatan, bersamaan dengan itu dia boleh juga sebagai minister Firman. Inilah yang dikatakann oleh Rasul Paulus, "patut dihormati dua kali lipat' ( 1 Timotius 5:17). Karena dia didepan Allah adalah minister firman, yang baik dalam mengajar, bersamaan dengan itu juga penatua gereja, sebab itu dia dihormati dua kali lipat."[5]
Â
KETELADANAN HIDUP SEORANG PENATUA.
      Rasul Paulus dalam suratnya ini telah menetapkan beberapa persyaratan untuk menjadi penilik jemaat (episkopos). Penilik Jemaat pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini).
      Ronald W. Leigh memberikan penjelasan seperti berikut mengenai syarat seorang penatua berdasarkan 1 Timotius 3:1-7 dan Titus 1:5-9: [6] "Suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, tidak angkuh, menguasai diri, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, berpegang pada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran sehat suapay ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran iotu dan sanggup meyakinkan penentangnya, bukan peminum, bukan hamba uang, tidak serakah, kepala kelaurga yang baik, isegani dan dihormati oleh anak-anaknya, orang yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh tidak tertib, bukan yang baru bertobat, suka akan yang baik, mempunyai baik diluar jemaat, hidup senonoh dan tertib".
      Berdasarkan pada kualifikasi yang diberikan oleh Ronald diatas dapat dikatakan bahwa seorang penatua harus memiliki kualiti yang baik sebagai seorang yang disebut  "penilik jemaat". Kualiti yang dimaksud bukan hanya sekedar kualiti dalam arti banyak tahu tentang sesuatu, tetapi kualiti dalam karakter,sikap dan tindakan. Berikut merupakan sedikit penjelasan berdasarkan penjelasan R.Paulus dalam 1 Timotius 3:1-18;
A. Moral yang baik.
       "Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat" (1 Timotius 3:2-5). "Tidak bercacat" mengindikasikan seseorang yang hidup dalam karakter diri yang dapat dipercaya, yang dengan setia hidup sesuai dengan Firman Tuhan di dalam ketulusan. Beberapa hal yang berhubungan dengan "TAK BERCACAT":