Mohon tunggu...
Alamsyah Levinus
Alamsyah Levinus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis artikel Kristen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberdayaan Pelayanan Penatua dalam Jemaat Berdasarkan 1 Timotius 3:1-18

9 Juli 2022   12:07 Diperbarui: 11 Juli 2022   08:58 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1. Pernikahan. "Harus suami dari satu istri".( 1 Timotius 3: 2 &12). Kesetiaan dalam keluarga adalah gambaran seseorang tampil sebagai orang yang juga setia dalam kehidupan di luar rumah. Orang yang menghargai istri dan keluarga menjadi persyaratan penting dalam memilih seseorang yang menjadi penilik jemaat. "Suami dari satu satu isteri" menunjuk kepada kekudusan kehidupan rumah tangga, yang memegang teguh komitmen, sekalipun banyak pencobaan di tengah-tengah kehidupannya.

 2. Karakter.

a. "Dapat menahan diri". ( 1 Timoius 3: 2 & 11). Menahan diri menunjuk kepada kestabilan dan keseimbangan jiwa.baik menahan diri dari nafsu = keinginan dunia/marah. Orang yang tidak dapat menahan diri pasti akan terlanjur, tidak mampu menguasai dirinya karena sesuatu yang membuat ia marah. Maka, orang yang dapat menahan diri, perkataan, tingkah lakunya adalah hasil dari usaha pengendalian egoisme. Dia akan hidup dengan disiplin dan bertanggungjawab. (Amsal 16:32) "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."

 b. "Bukan peminum dan hamba uang". ( 1 Timotius 3: 3 & 8). Seorang peminum yang tidak dapat melepaskan diri dari kecanduannya, tidak dimungkinkan untuk dapat menjadi seorang pemimpin. Beza dengan pemimpin dunia sekular. Mabuk-mabukan adalah hal biasa (menandakan mereka hebat). "Hamba uang",  Hal Ini menjadi tujuan utama rasul Paulus dalam surat ini. Dia mengatakan, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (1 Tim.6:10).

 c. "Memiliki nama baik". ( 1 Timotius 3: 7 & 11). Kehidupannya pun harus sudah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat dan dalam jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat, ia harus memiliki"nama baik di luar jemaat" termasuk isteri-isteri/suami-suami. Dunia sedang memperhatikan kehidupan orang Kristen, oleh itu Rasul Paulus berharap agar mereka bersikap bijaksana sehingga keberadaan mereka sebagai umat Allah dapat dihargai dan dihormati, tidak digugat orang dan tidak jatuh dalam jerat Iblis. Jadi, baik di dalam maupun di luar gereja, mereka harus hidup tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

3. Sikap. ( 1 Timotius 3:2).

a. "bijaksana" dan "sopan". Sifat bijaksana ini menggambarkan seseorang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan pertimbangan yang tepat, tidak ragu-ragu. Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. (Mazmur 90:12) "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana". "bersikap sopan" Kata ini mengacu pada suatu sikap yang teratur dan menghargai diri sendiri. Kata ini menggambarkan seseorang yang menampilkan suatu sikap yang teratur sebagai refleksi dari kestabilan dalam jiwanya.

 b. "Suka memberi tumpangan". Secara bebas dapat diterjemahkan dengan "mengasihi orang asing", "suka memberi tumpangan". Pada masa itu, setiap orang yang memberitakan firman Tuhan biasanya menumpang di rumah-rumah dimana pemberitaan dilakukan.

 c. "Cakap/pandai mengajar". Hal  ini menunjuk kepada kemampuan dalam mengajar dan tentu baik secara intelektual untuk menyampaikan firman Tuhan. Syarat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin rohani memerlukan kemampuan, baik untuk menjelaskan ajaran tentang iman maupun untuk mencegah atau menegur kesalahan. Peramah dan pendamai, Bukan suka berdebat, berselisih dan berkelahi sehingga mampu membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ay. 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah.

 

B. Kedewasaan rohani. ( 1 Timotius 3:6). "Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." Bukanlah seorang yang baru bertobat. Janganlah seseorang yang baru mengenal Tuhan langsung diangkat menjadi penilik untuk memimpin suatu jemaat, ia harus belajar dulu akan firman Tuhan yang sesungguhnya agar ia tidak menjadi angkuh maupun sombong, karena itu akan membawa dia lupa diri akan tugas yang dipikul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun