Bismillah, Akulah Bidadarimu
Episode Pertama (Baqir Madani)
Masih saja dia memandangiku lekat-lekat. Sedang aku hanya tertunduk di hadapannya. Masih saja dia berbicara tentang momen-momen itu. Tanpa mengerti bahwa aku sudah bosan mendengar celotehnya.
"Jawab Us, apa yang kurang dariku? Aku bahkan lebih tampan dari pada dirinya." gertaknya dengan nada tinggi yang tertahan.
Aku tetap menunduk menunggu giliran agar bisa memberikan argumenku sendiri.
"Tidak dengan ketampananmu mampu menjadi imam dalam shalatku, tidak dengan ketampananmu mampu mengajariku ilmu agama yang tidak aku ketahui. Tidak juga dengan ketampananmu mampu membimbingku menaiki surga impianku." jawabku lembut berusaha melebur suasana yang memanas.
Suasan hening, aku menarik nafas panjang.
"Aku tidak memilihmu bukan karena dia, tapi karena keagamaanmu yang sudah terkikis pergaulan. Sebagai muslimah, apakah aku salah jika aku memilih dia sebagai imamku?" Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
                               *  *  *
Malam yang dingin tak lagi bisa mendinginkan panasnya hatiku. Resah, gelisah, gundah, ah... Sudahlah. Memikirkan itu hanya menguras fikiran saja.