Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk, daripada tidak menulis apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CERPEN] Istriku Aneh

2 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke, Bang. Tidak masalah, asal Abang mau kawin dengan aku!" katanya. Mulutnya tersenyum lebar.

"Dasar perempuan aneh!" gumamku. Aku meninggalkan warung kopi tanpa menoleh kepada Sari.

Walaupun aku sudah mengajak Sari bertemu setiap Sabtu dan Minggu pagi, tapi itu hanya basa-basi. Aku berharap tidak pernah bertemu lagi dengan Sari yang aneh itu. Lebih baik aku melajang dari punya istri perempuan aneh.

Namun aku tidak menyangka, ternyata pertemuan kami terus berlanjut. Aku mencoba untuk menghindari pertemuan itu. Tapi semakin aku ingin menghindar, justru perasaan ingin bertemu semakin kuat.

Semua hal yang aku anggap aneh tentang Sari, justru membuat aku tertantang untuk lebih dekat dengannya. Aku pikir dia berbeda dengan wanita yang pernah aku temui.

Setiap kali kami bertemu, Sari selalu mengajak aku menikah. Akhirnya aku putuskan untuk membiarkan takdir berjalan secara alami.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku dan Sari menikah. Pernikahan kami hanya dirayakan dengan sederhana. Resepsi hanya dihadiri Saudara dan tetangga serta teman-teman dekat.

Selama sebulan kami menikah tingkah aneh sari semakin menjadi-jadi. Dia sering tertawa sendiri. Terkadang dia ngomel sendiri. Bahkan dia sering marah-marah tak jelas penyebabnya.

Sebelum kami menikah, keanehan tingkah lakunya tidak separah setelah menikah. Aku semakin bingung karena tidak tahu apa yang terjadi dengan Sari.

"Praaaak!" Sari melempar piring yang ada di atas rak, hingga pecah berkeping-keping di atas lantai dapur. Padahal dia sendiri yang menyusun piring itu setelah dicuci usai makan malam tadi.

Aku buru-buru pergi ke dapur untuk memastikan apa yang terjadi. Aku lihat Sari menangis sambil duduk menyender di dinding dapur. Tangannya ditumpangkan di atas lutut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun