Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk, daripada tidak menulis apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CERPEN] Istriku Aneh

2 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mertuaku menghela nafas. Kemudian dia hembuskan bersama asap rokok yang baru dia hisap. "Maafkan Bapak ya, Nak Sani, Bapak tidak mengatakannya kepadamu sebelum kalian menikah. Bapak takut Nak Sani membatalkan pernikahan jika Bapak mengatakannya. Bapak tidak ingin sedikit kebahagian yang dirasakan Sari hilang jika pernikahan kalian dibatalkan." Mertuaku menatap kepadaku dengan malu-malu dan wajah tuanya bersemu merah. Ada kesedihan bergelayut di wajahnya yang sudah berkedut

Aku mengernyitkan kening. Aku semakin penasaran ada masalah apa dengan Sari.

"Katakan saja, Pak! Tidak usah ragu-ragu! Aku siap menerima apapun yang Bapak katakan. Dan seburuk apapun tentang Sari, dia tetaplah akan menjadi istriku selamanya!" ujarku sambil menatap wajah mertuaku dengan serius.

Raut kesedihan di wajah mertuaku tampak mulai berganti dengan kebahagiaan, setelah dia mendengar perkataanku tadi.

"Enam bulan sebelum kalian menikah, Sari baru keluar dari rumah sakit jiwa, Nak Sani," ujar mertuaku lirih.

Bola mataku hampir melompat. Kerongkonganku seperti tercekat mendengar apa yang diucapkan mertuaku. Namun dengan cepat aku mengontrol rasa terkejutku di hadapan mertua. Aku tidak ingin hati mertuaku semakin sedih.

"Kenapa Sari dibawa ke rumah sakit jiwa, Pak?"

Mertuaku kembali menghela nafas. Matanya tampak berkaca-kaca. "Setahun yang lalu ibunya meninggal karena kecelakaan. Kecelakaan itu terjadi di hadapan mata Sari."

"Sari dan ibunya hendak menyebrang jalan ketika keluar dari pasar sehabis berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tiba-tiba ada anak muda ugal-ugalan mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan pun tidak terelakkan. Pelaku sampai saat ini masih dikenai proses hukum."

"Sejak saat itu Sari langsung syok.  Dia sering marah-marah sendiri, kemudian menangis. Segala macam usaha sudah Bapak lakukan, tapi tidak menyembuhkan gangguan yang terjadi pada kejiwaan Sari. Atas saran dari psikiater, Sari dibawa ke rumah sakit jiwa saja.  Dan dia dinyatakan sembuh enam bulan sebelum kalian menikah."

Aku ikut sedih mendengar penuturan mertuaku itu. Aku berjanji kepada mertua dan diriku sendiri. Aku tidak akan menceraikan Sari, walaupun gangguan kejiwaannya terkadang suka kambuh. Aku terus berusaha mencari pengobatan alternatif untuk Sari. Terkadang dibantu dengan do'a agar Allah berkenan memberi kesembuhan untuk istriku. Aamiin.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun