6. Kemurahan Hati (Welas Asih)
Pemimpin diharapkan memiliki hati yang luas dan kemurahan hati terhadap rakyatnya. Sikap ini menciptakan kebersamaan dan rasa keadilan di tengah masyarakat.
7. Kerendahan Hati (Alim/Urip Lan Woso)
Pemimpin dihimbau untuk memiliki sikap rendah hati dan tidak sombong. Sikap ini akan membuat pemimpin lebih terbuka terhadap masukan dan aspirasi rakyatnya.
Pemimpin yang menerapkan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menciptakan pemerintahan yang baik, adil, dan berkelanjutan, serta dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut mencerminkan konsep kepemimpinan yang berlandaskan pada moral dan etika, sejalan dengan tujuan Serat Wedhatama dalam memberikan petunjuk hidup yang baik dan benar.
Konsep kepemimpinan religius Jawa dalam Serat Wedhatama
1) Pemimpin harus memegang kuat Tri Prakara (tiga hal) yang disebut Tri Winasis, yaitu:
a. Kepandaian atau ilmu pengetahuan yang dimaksud, adalah kepandaian lahir dan batin (agama) bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Wirya atau Keluhuran (kedudukan) yang bertujuan seorang pemimpin diharuskan memiliki wibawa yang tinggi.
c. Kebahagiaan atau kekayaan disebutkan dalam kaitannya dengan "kesejahteraan batin", yaitu kekayaan hati yang hakiki, yang bertujuan untuk menyempurnakan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
2) Etika pemimpin menurut Serat Wedhatama, yaitu: