2. Team Leadership
Team Leadership didefinisikan sebagai memimpin orang lain, yang memahami dengan jelas apa tanggung jawab kepemimpinannya, memahami dengan jelas apa tanggung jawab kepemimpinannya, memahami dengan jelas keadaan bawahannya, dan bersedia berkomitmen terhadap tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab tersebut.
3. Organizational Leadership
Organizational Leadership ialah, pemimpin yang dapat memahami kemajuan organisasi di mana ia berpartisipasi dan dapat memenuhi tanggung jawabnya sebagai pemimpin organisasi dengan menciptakan visi dan misi juga mengembangkan organisasinya dengan lebih baik. Serta membangun perusahaan yang terpercaya bagi masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Secara umum, kepemimpinan adalah kemapuan memimpin dalam mengendalikan, mengarahkan, dan mempengaruhi pikiran, emosi, atau perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini terlihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang sangat bergantung pada wewenang, serta kemampuan pemimpin dalam memotivasi setiap bawahan, rekan kerja, dan atasan pemimpin.
Kepemimpinan terkadang dipahami hanya sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang lain. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi orang, khususnya ancaman, imbalan, kekuasaan, dan persuasi. Dengan ancaman, bawahan akan takut dan menuruti segala perintah dari atasan.
Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV
Secara semantik, Serat Wedhatama berasal dari tiga suku kata yaitu : Serat, Wedha, dan Tama. Serat adalah karya yang berbentuk tulisan. Wedha adalah pengetahuan atau ajaran dan tama berasal dari kata utama yang artinya baik, tinggi atau luhur. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Serat Wedhatama adalah sebuah karya yang berisi pengetahuan untuk dijadikan bahan pengajaran dalam mencapai keutamaan dan keluhuran hidup (Wibawa: 2010:10).
Menrurut K.G.P.A.A. Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama mengangkat tentang ajaran kepemimpinan, menekankan kepemimpinan sebagai kepemimpinan yang berdasarkan pada kaidah-kaidah budaya, khususnya budaya Jawa, agar pemimpin tidak kehilangan jati diri bangsa. Seorang pemimpin harus menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan-Nya. Kepemimpinan religus atau Satria Pinandhita Sinishan Wahyu merupakan refleksi sifat kepemimpinan tersebut, menjawab Jangka Jayabaya mengenai ciri pemimpin "Panca Pa Manunggal" (lima pa yang bersatu) yang merupakan keterpaduan serta keselarasan jiwa atau ruh, yaitu; Pandhita (pendeta), Pangayom (pelindung), Panata (manajer), Pamong (pelayan), Pangreh (pemimpin).
Jawaban di dalam Serat Wedhatama adalah cita-cita luhur Prabu Jayabaya yang dikaji oleh K.G.P.A.A. Mangkunegara IV di dalam Serat Wedhatama, dan kemudian dijadikan sebuah ajaran sebagai sarana untuk mencapai kepemimpinan religius atau pengembangan karakter Satria Pinandhita Sinishan Wahyu, yang diyakini masyarakat Jawa sebuah harapan atau cita-cita yang tertulis sebagai perwujudan agar bangsanya tidak kehilangan arah dalam menjalani tujuan kehidupan, baik itu dalam bermmasyarakat ataupun bernegara.
Kandungan nilai-nilai yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam Serat Wedhatama