"Jangan Kak!"
Tek-tok-tek-tok-tek-tok ....
"Jangan!" Dimas berteriak sangat keras. Mendengar suara gedebuk. Tubuh Sin terkulai di lantai. Pingsan.
Kepalanya berdarah akibat timpukan bola plastik dari mainan latto-latto.Â
Dimas menangis histeris, dengan menutup kedua mata masih dalam posisi menunduk ke lantai.
"Dimas, ada apa?"Â
Terdengar suara Mbak Mira memanggil namanya. Benarkah itu Mbak Mira. Dimas takut membuka matanya.
"Dim-Dimas!"
Mbak Mira menepuk pantat Dimas tiga kali. Anak itu baru percaya, bahwa itu memang benar suara Mbak Mira. Kebiasaan asisten rumah tangganya, selalu menepuk pantat anak itu jika susah diberi tahu.
Dimas membuka mata. Duduk menghadap Mbak Mira. Ia sudah berada di gudang Ayahnya. Mainan di dalam kotak hitam yang ia ambil sudah tiada. Kotak itu kosong.
"Dimas kalau takut keluar, kenapa masih saja di dalam gudang?"