Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Antara Sahabat, Aku, dan Bakul Pempek

19 November 2022   02:03 Diperbarui: 23 November 2022   16:24 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau buat apa, Ken? Jangan macem-macem!"

Aku melihat sahabatku menyimpan nomor itu sambil tersenyum. Kemudian, tengah mengetik pesan. Entah, pesan apa itu? Aku juga penasaran. 

Niken mulai mengambil bungkus pempek. Saat mengunyah suapan pertama pempek. Niken dengan antusias berkata, "Sumpah, Rin. Ini empek-empek rasanya. Beh, nikmat banget nih. Kalau perlu, aku pesan tiap hari sama abangnya. Mumpung ada nomornya."

Sepertinya aku ikut terpengaruh. Bener juga kata Niken. Akhirnya, aku pun mau menyimpan nomor abangnya. 

"Katanya nggak penting, uhuukk. Sekarang, mau disimpen. Suka sama empek-empeknya, atau sama Abangnya, Rin." Aku cuma bisa tertawa renyah.

...

Selepas salat isya, tiba-tiba ada yang mengetuk rumahku. Sebelum membuka pintu. Aku mengintip dulu dari celah jendela. "Astaufirallahalazim," ucapku lirih. Aku tidak menyangka si Abang pempek sudah berdiri di sana. 

Aku segera membalas salamnya, "Walaikumsalam, Abang kok tahu alamat Rina."

"Maaf, Neng. Abang mengganggu Neng malam-malam. Kata sahabat, Neng Rina. Neng, mau makan empek-empek sekarang. Jadi, Abang langsung bawain. Inih, dimakan." mata kami bertemu, aku segera membuang muka.

Aku cuma bisa menggigit bibir, menahan marah pun malu karena mengenakan piyama di depan Abang pempek. Semua terjadi karena ulah Sahabatku. 

***

Pemalang, 19 Nopember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun