Menjadi seorang ibu memang tidak mudah. Melihat perubahan anakku sekarang, setelah mengalami masa pubertas. Nia, gadis kecilku telah bertumbuh besar menjadi seorang remaja. Buah dadanya semakin menonjol, wajahnya tumbuh berjerawat. Mulai menjaga penampilan, menggunakan pembersih wajah. Lebih sering mendekam di kamarnya sepulang dari sekolah menengah pertama.
Jemari ini mengetuk pelan pintu kamar, "Nia, boleh Mama masuk?"
Nia membukakan pintu dengan wajah bertekuk. "Ada apa, Mah?"
"Mama mau berbincang-bincang sama anak Mamah ini. Boleh 'kan?"
Aku duduk di sisi ranjangnya, Nia mulai memainkan ponsel. Sebelah mata kiriku mencoba melirik ke arah layar gadgetnya, mendapati anakku tengah mengetik pesan balasan.
"Ehem ... " Mendengar aku berdehem, anakku menoleh. Lalu, meletakkan ponselnya.
Aku segera bertanya, "Gimana sekolahnya? Apa hari ini ada tugas dari ibu guru?"Â
"Nggak ada, Mah."
"Mama pengen tahu, nama temen-temen Nia yang akrab sama kamu di Sekolah."
Nada pesan berdering, getarannya terasa di kasur busa. Nia hendak mengambil ponselnya, sebelum itu aku mencegah.
"Kok nggak dijawab."