Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Pubertas, Stop Pacaran!

9 November 2022   01:32 Diperbarui: 9 November 2022   04:11 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mah, Nia akan rajin belajar kok. Mamah tahu kalau Nia punya pacar. Pacar Nia yang akan semangatin Nia terus."

"Dengerin Mamah, Nia. Mamah pernah muda seperti kamu. Pacaran itu selalu ingin ketemu setiap hari. Mulai jatuh cinta, mikirin yang nggak-nggak. Ketemuan di waktu weekend, duduk berduaan. Mama nggak mau kalau anak Mama sampai melakukan hal yang tidak-tidak. Jaga mahkota kamu, Nia. Jangan sampai membuat malu orang tua."

Nia menunduk.

Aku membuang napas berat, lalu menasehatinya dengan suara lembut. 

"Bukan hanya itu Nia, belum saatnya kamu pacaran. Pacaran itu kalau kamu sudah lulus SMA, dan siap menjadi orang dewasa. Yang artinya siap untuk melangkah bersama."

"Menjadi orang dewasa, Mah. Apa itu menyenangkan?"

"Menjadi orang dewasa itu memiliki tanggung jawab yang besar, Nak. Tugas yang besar. Yang harus kamu tahu sekarang. Tugas dan tanggung jawab kamu adalah belajar. Belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus."

"Ya, Mah. Nia mengerti."

Aku memeluk Nia erat. Mengecup keningnya. Nia terlelap di pangkuanku. 

Aku selalu berharap, Nia akan menjadi anak yang sukses di masa depan. Tidak memikirkan pacaran di usianya yang sekarang. 

Jangan seperti ibunya! Yang kecewa jika mengingat masa lalunya. Karena pacaran saat masih sekolah. Putus sekolah di kelas tiga, mendekati ujian Nasional SMA. Dikeluarkan setelah tahu perutnya buncit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun