Beruntung, anak haram itu tidak sampai terlahir ke dunia.Â
Tiba-tiba saja keluar air bening di pelupuk mata. Aku mengusapnya. Ada rasa bersalah. Terpaksa, aku telah menggugurkan kandungan itu dengan mengkonsumsi obat-obatan. Aku nyaris gila. Jika bukan sosok pria yang menjadi Ayah Nia, mengobatiku dengan cinta. Aku tidak mungkin menjadi seorang ibu.
***
Pemalang, 9 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H