**
Di lapangan Deva belum juga menemukan sahabatnya. Dia jarang terlihat akhir-akhir ini. Membuat Deva gelisah sepanjang pertandingan.
Eca yang menonton pertandingan basket antar kelas. Pada waktunya beristirahat segera mendekati kapten basket-- pria berkulit coklat menyadari kehadiran Eca disampingnya.
"Dev, nggak perlu nungguin Keti. Paling dia sibuk sama gebetannya yang baru. Apalagi Richat pergi ninggalin dia demi aku."Â
Eca sengaja memanasi Deva agar dia membenci Keti. Membiarkan dia sendirian di Perpustakaan. Berkawan dengan buku-buku bacaan. Menurut Eca, Suketi tidak layak berteman dengan Daffa. Dia lebih pantas jadi kutu buku dan penghuni tetap di Perpustakaan. Eca tersenyum puas.
Namun, apa yang dikatakan Eca kepada Deva. Tidak ada pengaruhnya. Pria itu terus memikirkan Suketi.
Lalu melangkah menuju kelas IPA mencari Suketi di sana tapi kelas sepi.
Keadaan di Perpustakaan pun sama tak ada gadis yang ia cari. Lantas kemana sahabatnya pergi? Bukankah seharusnya dia ada di sini. Deva mencari ke arah kantin sekolah.Â
Ternyata gadis itu asyik mengobrol dengan Putra. Sambil melahap setengah gorengan tempe serta menikmati segelas es teh.
"Ket, kenapa nggak nonton pertandingan? Apa udah bosan nyemangatin aku? Hemm_"Â
"Bukan gitu. Aku udah nonton, dan sekarang aku laper makanya ke kantin dulu. Habis ini niatnya mau ke lapangan lagi. Eh, udah selesai yah pertandingannya."