Glotak!!!
Penghapus tersebut dilempar balik ke arah mereka sampai bunyi dentuman keras hingga mengenai papan tulis. Meja dan kursi dia dorong dan membuat kelas menjadi berantakan layaknya gudang. Lantas menggebrak keras meja tersebut. Teman-teman sekelas terdiam. Takut menjadi korban pelampiasan kemarahan Baja.
Baja pun langsung keluar kelas. Meninggalkan kelas yang berantakan karena tidak dapat mengendalikan emosi. dia memilih menenangkan diri di dalam toilet sebelum pelajaran dimulai.Â
**
Kelas sudah tertata rapi ketika bel masuk berbunyi. Feri mendekat kemudian menanyakan keadaannya.
"Ja, lu kenapa?"
Baja meremas sebuah kertas, berpikir benar kata Feri. Keti hanya butuh dirinya sebagai Partner ujian nasional. Kawan curhat seperti yang dia katakan dari awal.
Seharusnya ia tidak perlu merespon karena terlalu lama mendengarkan suaranya. Baja jatuh cinta. Ia cemburu ketika gadis itu bercerita tentang kekasihnya, sahabat yang ada untuknya. Sedangkan Baja. Ia cuma kawan saat malam menjelang. Sekedar dalam angan-angan.
Kawan bercerita, kawan yang tidak pernah ada di dunia nyata. Terkadang Baja berpikir, Kapan Tuhan akan mempertemukan dirinya dengan gadis itu? Baja sangat ingin mengatakan padanya secara langsung bahwa dia sudah jatuh cinta dengannya.
Feri menghentikan lamunannya ketukan suara meja dengan cara menggeser paksa.
"Sudah lupakan, lu pasti mikirin Keti 'kan?" Tanyanya penuh curiga.