Suasana kantin berubah menjadi hening, mereka bertiga bungkam sedang Niko dan Dio masih menatap Keti bersamaan. Bingung. Keti tak mengerti dengan tatapan keduanya. Yang dia pikirkan saat ini, apa yang harus Keti lakukan. Mengejar Suyati atau tetap duduk di antara Dio dan Niko.
"Kak Niko cepat kejar Yati sepertinya dia salah paham," pinta Keti tanpa digubris.
Gadis itu semakin kesal lalu menarik tubuhnya berniat mengejar.Â
"Biar aku saja," Dio mengalah dengan Niko.
Ketika hanya ada Keti dengan Niko, tatapan Niko tak sedikitpun berpindah meski Keti sudah memalingkan wajah.
"Keti, ada yang ingin kukatakan padamu. Mungkin sudah lama aku ingin mengatakannya. Jika selama ini aku mendekati Suyati hanya untuk bisa dekat denganmu," Niko mengatakan isi hatinya yang sudah lama ia pendam sendiri. Dan, baru hari ini ia berani mengungkapkannya.
Pernyataan Niko membuat Suketi makin bersalah dengan sahabatnya, "Maksud Kak Niko apa?"
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat sedang kamu gadis yang sulit untuk didekati."
"Pantas Suyati marah, Kak. Kak Niko sudah mempermainkan perasaannya. Aku benci Kak Niko!"Â
Keti gugup gegas melarikan diri. Dia seharusnya cepat menyusul Suyati. Keti menyalahkan diri sendiri. Keti harus menjelaskan semuanya jika di antara mereka memang tak pernah terjalin hubungan spesial-- hanya sebatas teman.Â
Seluruh kelas sudah ia kelilingi namun Suyati tak ada di mana-mana. Keti lelah dan frustasi bersamaan Niko yang terus membuntutinya dari belakang.