Ia benar-benar terpuruk menghadapi kenyataan pahit. Rumah yang dulu dia bangun bersama kini sudah dimiliki wanita lain. Kebahagiaannya sirna yang ada hanya duka dan kemarahan menyalahkan nasip keadaan.
Rupanya perubahan sikap sang suami karena hadirnya wanita lain. Sebelum perceraian rumah tangganya sempat menggantung tanpa arah. Mak Yah berusaha bersabar dan berserah diri kepada Tuhan.
Jodoh, takdir dan rezeki. Tak ada yang tahu, meskipun Mak Yah sudah menjadi istri setia. Ternyata Pak Tejo menghianati kesetiaannya. Takdir yang ia lalui begitu berat. Masalah ekonomi yang ia tanggung sendiri. Bisakah ia melewatinya. Yang pasti Mak Yah hanya menjalani apa yang ada sekarang ini. Tanpa memikirkan banyak hal.
***
Semua beralih ke seragam putih biru yang tersampir di jemuran. Keti beranjak remaja mulai menyiapkan sendiri keperluan sekolah menengah pertama di kelas satu. Mak Yah sudah beralih profesi menjadi seorang pemulung.
Bersambung
***
Pemalang, 24 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H