Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bukan Pemilik Ikan

16 Januari 2022   11:31 Diperbarui: 16 Januari 2022   11:36 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darah keluar dari mulut ikan, membuka Sultan Thamrin makin kewalahan. Karena para asistennya juga tak bisa melepaskan jari telunjuknya dari mulut ikan. Sang istri menekan nomor pada layar gadget, menyuruh seseorang untuk segera datang. 

Kedatangan pria berjas putih disambut hangat seisi rumah. 

"Tuan, saya sarankan anda harus segera dioperasi namun anda akan kehilangan jari telunjuk. Karena gigi tajam ikan ini sudah menancap dalam ke kulit jemari. Jika tanpa bantuan alat bisa-bisa terjadi penyobekan kulit dan itu akan sangat berbahaya," ujarnya setelah memeriksa.

Wajah Sultan Thamrin memerah mengucurkan keringat dingin. Para bodyguard membawa majikannya ke rumah sakit terdekat. 

Salah satu Asisten rumah tangganya yang dipanggil Bi Irma memberi kesimpulan kepada istri Sultan Thamrin.

"Kemungkinan ikan ini bukan hak Bapak, sebaiknya dikembalikan ke pemiliknya."

"Mengapa Bi Irma bisa punya pemikiran seperti itu?"

Bi Irma menghembuskan nafas berat, "Karena tidak mungkin ikan mati bisa sekeras ini. Jika memang itu milik kita pasti akan biasa saja. Ikan akan lunak dan mudah untuk dimasak."

"Lantas bagaimana, Bi?

"Lebih baik Ibu tanyakan pada Bapak dari mana ikan ini dia peroleh." Saran Bi Irma

"Oke, Bi. terima kasih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun