Mohon tunggu...
Rudy Santoso
Rudy Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Memoaris, Influencer, Property Advisor.

Rudy Akasara_Nusa Kota Malang - 1974_writer Penulis - memoaris - influencer - property advisor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Melati di Rumah Cempaka #2

2 Desember 2022   21:09 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:09 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nak Edwin. Sudah beres ya, yang tadi sempat bikin heboh dan ribut warga sekitar?" Pak Rt berada di dekat Edwin sambal bertanya.

"Eh Pak RT. Iya pak, alhamdulillah sudah bisa kita atasi yang mrnjadi penyebab tercium aroma bunga melati yang membuat heboh di sekitar rumah duka." Jawab Edwin.

"Nah ini kebetulan ada temen saya Raka. Raka ini pawangnya arwah penasaran yang menebarkan aroma bunga melati di sekitar rumah duka, Pak RT!" Edwin menambahkan sambil menyenggol Raka.

"Oh iya nak. Wah jadi menarik ini ceritanya, tidak ada sama sekali hubungannya dengan almarhum ya Nak? Terus bagaimana sih ceritanya, sampai saat ini sudah tidak lagi tercium aroma bunga melati!" Pak RT penasaran dan bertanya ke mereka.

"Iya Pak. Kita sudah coba berdialog dan bernegosiasi dengan Mbak Asih pemilik aroma bunga melati yang tercium di sekitar rumah duka. Sebuah pertanda bahwa aroma bunga melati itu menunjukan keberadaan Mbak Asih ada sekitar sini." Jawab Raka datar.

"Oh begitu ya nak. Terus Mbak Asih ini siapa, kenapa berada di sini dan tiba-tiba dia mau pergi dari sekitaran rumah duka?" Tanya Pak RT yang masih merasa panasaran akan keberadaan Mbak Asih. Sementara teman-teman lain asyik mendengarkan pembicaraan Raka dan Pak RT sambil menikmati kopi , makanan ringan dan rokok mereka.

"Sebenarnya Mbak Asih itu, arwah penasaran yang meninggal bunuh diri dan bergentayangan. Ceritanya awal mulanya saya berdialog dengan arwah ini, dan berniat saya usir perdi dari rumah Bagus seminggu yang lalu!" Raka sedikit bercerita  ke Pak Rt.

"Mbak Asih ini adalah arwah yang meninggal penasaran dan keberadaanya di sekitar sini selalu  ditandai dengan aroma bunga melati yang tercium. Sebenarnya mbak Asih hanya sekedar lewat atau melihat dari jauh, tetapi kayaknya malam ini Mbak Asih pengen tahu dan mondar-mandir di sekitaran rumah duka. Keberadaannya membuat heboh warga di sekitar rumah duka." Raka menambahkan ceritanya.

"Karena saya berjanji untuk mencarikan tempat tinggal, sekarang Mbak Asih berada di pertigaan ujung jalan itu dan menunggu saya di sana!" Raka menjelaskan keberadaan Mbk Asih saat ini.

"Jadi semua tidak perlu khawatir, Mbak Asih akan menurut perintah saya dan tidak akan mengganggu orang lain sesuai saran yang pernah saya sampaikan." Raka meredam rasa khawatir mereka dan memastkan bahwa Mbak Asih tidak akan berani mengganggu.

Raka melanjutkan kembali bercerita tentang siapa Mbak Asih dan kronologis pertemuan awal di rumah Bagus satu minggu yang lalu. Mereka yang berada di halaman rumah ternganga mendengar cerita penjelasan Raka tentang arwah penasaran yang bernama Mbak Asih, rasa dendamnya ke semua orang yang tidak dia suka. Dampak perbuatan beberapa pemuda yang memperkosanya pada masa hidupnya dan mengakhiri hidupnya menggantung diri dengan membawa rasa dendam yang membuat arwahnya penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun