Mohon tunggu...
Rudy Santoso
Rudy Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Memoaris, Influencer, Property Advisor.

Rudy Akasara_Nusa Kota Malang - 1974_writer Penulis - memoaris - influencer - property advisor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Melati di Rumah Cempaka #2

2 Desember 2022   21:09 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:09 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam semakin larut para pemuda dan tetangga semakin ramai berdatangan ke rumah duka, sebagian halaman rumah Edwin mulai ramai oleh tetangga yang datang untuk takziah. Kebiasaan di daerah kami ketika ada yang meninggal, jika belum di makamkan, malam hari para pemuda dan tetangga akan berdatangan ke rumah duka untuk ikut menjaga jenazah hingga sampai besok pagi dimakamkan.

Tak lama kemudian dari dalam rumah keluarlah beberapa hidangan makanan ringan, kopi, teh dan rokok untuk para petakziah yang ikut melekan ( jawa ) hingga besok pagi. Kekompakan para pemuda dan tetangga di lingkungan sekitar dengan memberikan sumbangan tenaga atau hidangan makanan ringan untuk membantu keluarga yang berduka, menjadi ciri khas kebiasaan di daerah kami.

Di rumah duka maupun di depan rumah Edwin terbagi beberapa kelompok petakziah yang asyik ngobrol, bermain kartu atau yang hanya sekedar duduk bergerombol sambil ngobrol yang tidak jelas apa yang dibahas. Kami berenam asyik ngobrol sambil menikmati kopi panas dan pisang goreng yang di hidangkan. Beberapa saat ketika semua orang asyik, tiba-tiba di depan rumah duka beberapa orang ribut karena suatu hal membuat heboh para petakziah.


"Ada apa pak? Seperti ada suatu hal yang terjadi membuat heboh beberapa orang di teras halaman rumah duka?" Pak RT bertanya ke salah satu tetangga disana.

""Iya pak RT. Para petakziah pada ribut mencium aroma bunga melati yang tajam di sekitar rumah duka Pak RT!" Jawab tetangga itu. Edwin dan Raka mendekati mereka yang bergerombol membicarakan kejadian baru saja terjadi.

"Iya Pak Rt. Kita semua bingung aroma bunga melati baunya berputar saja di sekitar halaman dan teras rumah. Apa ada hubungannya dengan almarhum, kita semua jadi bertanya-tanya, Pak RT!" Jawab pemuda yang duduk di pojok.

"Oh begitu. Kenapa Aroma bunga melati ini tercium hanya di sekitar rumah duka ya? Hal yang pernah terjadi sebalum ini bisa menimbulkan pertanyaan warga kita!" Pak RT menambahkan, khawatir menjadi pembicaraan warga.

Edwin dan Raka mendengar semua pembicaraan, nampaknya mereka tahu apa penyebabnya.

"Oh begini saja Pak RT. Biarkan saya dan teman-teman coba mencari apa penyebab aroma melati ini dan mencari apa solusinya " Edwin berusaha meredam pembicaraan yang telah terjadi di rumah duka kerabat ayahnya ini.

"Ok dik Edwin. Silahkan saja kalau memang bisa membantu akan lebih baik." Jawab Pak RT. Edwin dan Raka kembali ke tempat mereka duduk untuk membicarakan masalah ini.

"Bagaimana ini bro. Yang jelas penyebabnya bukan dari hal yang tidak  asing buat kita. Pasti ini arwah penasaran yang selalu ikut kemana saja kamu berada!" Edwin memastikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun