“PENGGUNAAN BAHASA DI UNIVERSITAS ANDALAS & RUANG BEBAS”
Abstrak
Penggunaan bahasa dalam ruang akademik memiliki peran penting dalam mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa di Universitas Andalas dengan fokus pada pola komunikasi formal dan informal di ruang bebas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa di Universitas Andalas cenderung bersifat bilingual, yaitu menggabungkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dengan bahasa daerah dan bahasa asing, tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam ruang bebas, seperti taman dan kantin, pola komunikasi lebih santai dengan dominasi bahasa daerah sebagai ekspresi identitas budaya lokal. Sebaliknya, dalam ruang akademik formal, bahasa Indonesia mendominasi dengan sesekali penggunaan istilah akademik dalam bahasa Inggris. Penelitian ini mengungkap pentingnya kesadaran multibahasa dalam mendukung keberagaman budaya sekaligus menjaga fungsi bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu. Kajian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan bahasa di lingkungan perguruan tinggi serta pengelolaan komunikasi lintas budaya di Universitas Andalas.
Kata kunci: penggunaan bahasa, ruang bebas, multibahasa, Universitas Andalas, komunikasi lintas budaya.
Abstract
Language use in academic settings plays a crucial role in supporting learning, research, and social interactions. This study aims to analyze language usage at Universitas Andalas, focusing on patterns of formal and informal communication in open spaces. A qualitative approach was employed, utilizing interviews, observations, and documentation for data collection.
The results indicate that language use at Universitas Andalas tends to be bilingual, combining Indonesian as the official language with regional languages and foreign languages depending on the context. In open spaces, such as parks and cafeterias, communication is more relaxed, with regional languages dominating as an expression of local cultural identity. In contrast, in formal academic settings, Indonesian is predominant, with occasional use of academic terms in English.
This study highlights the importance of multilingual awareness in fostering cultural diversity while maintaining the role of Indonesian as a unifying language. The findings contribute to the development of language policies in higher education and the management of cross-cultural communication at Universitas Andalas.
Keywords: language use, open spaces, multilingualism, Universitas Andalas, cross-cultural communication.
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Bahasa dapat menunjukkan sifat dan tabiat seseorang. Bahasa apa yang digunakan seseorang? Bagaimana bahasa digunakan oleh seseorang? Seseorang yang berbahasa menunjukkan sifat sopan santun. Ada berbagai macam bahasa yang dapat digunakan oleh masyarakat. Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 700 bahasa daerah. Oleh karena itu, Indonesia menetapkan bahasa yang menjadi bahasa nasional sesuai kesepakatan bangsa dan ketetapan perundang-undangan. Bahasa nasional yang disepakati merupakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa di ruang publik dapat berbeda tergantung pada konteks sosial, seperti situasi formal dan informal, status sosial, dan tujuan komunikasi. Pada umumnya, bahasa digunakan oleh masyarakat untuk interaksi sosial sehari-hari. Penggunaan bahasa pada ruang publik di Indonesia sangat bervariasi. Adanya berbagai macam bahasa menandai penggunaan bahasa pada ruang publik. Masih ada ruang publik yang menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai macam bahasa yang digunakan di dalamnya. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional, tentu saja digunakan dalam ruang publik, tetapi bahasa asing ataupun bahasa daerah juga sering digunakan di berbagai tempat, seperti pasar tradisional, terminal, maupun daerah daerah yang lebih terpencil. Masyarakat Indonesia memiliki sikap ramah terhadap bahasa orang lain, meskipun penggunaan bahasa pada ruang publik di Indonesia sangat bervariasi.
Penelitian mengenai penggunaan bahasa di Universitas Andalas relevan untuk memahami bagaimana mahasiswa dan dosen mengimbangi kebutuhan akan keberagaman bahasa dengan keperluan akademik formal. Kesadaran akan multibahasa dapat meningkatkan komunikasi lintas budaya dan memperkaya interaksi sosial di lingkungan akademik.[1] Hal ini juga berdampak pada kebijakan perguruan tinggi dalam mengelola keragaman budaya dan komunikasi lintas budaya. Pemahaman ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghargai perbedaan, dan tetap mendukung peran bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.
Lingkungan sosial memengaruhi pilihan bahasa, termasuk di tempat-tempat santai yang memberikan peluang lebih untuk mengekspresikan identitas budaya individu.[2] Di sisi lain, dalam konteks akademik, bahasa resmi seperti bahasa Indonesia digunakan untuk menjaga profesionalisme dan keseragaman komunikasi.[3] Kehadiran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, juga menjadi elemen penting dalam membentuk pola komunikasi akademik di era globalisasi.[4]
Universitas Andalas sebagai lembaga pendidikan tinggi yang multikultural menawarkan studi kasus menarik untuk mengamati bagaimana bahasa digunakan di ruang formal dan informal. Penelitian ini tidak hanya relevan bagi Universitas Andalas, tetapi juga memberikan perspektif bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk menyusun kebijakan bahasa yang mendukung keberagaman dan inklusivitas.[5]
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
- Menganalisis pola penggunaan bahasa formal dan informal di Universitas Andalas, baik dalam konteks ruang akademik maupun ruang bebas.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan bahasa oleh mahasiswa dan dosen dalam berbagai situasi komunikasi.
- Mengungkap peran bahasa daerah dan bahasa asing dalam mendukung interaksi sosial serta keberagaman budaya di lingkungan kampus.
- Mengevaluasi dampak penggunaan bahasa terhadap dinamika komunikasi lintas budaya di Universitas Andalas.
- Memberikan rekomendasi bagi pengembangan kebijakan bahasa yang inklusif dan mendukung keberagaman di perguruan tinggi.
Metode Analisa
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dua metode utama: pengamatan (observasi) dan studi literatur. Pendekatan ini dipilih untuk memahami pola penggunaan bahasa di Universitas Andalas secara mendalam, baik dalam konteks interaksi formal maupun informal. Berikut adalah penjelasan detail mengenai masing-masing metode:
- Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi pola penggunaan bahasa di berbagai ruang di Universitas Andalas, baik ruang akademik maupun ruang bebas. Proses pengamatan dilakukan dengan cara langsung mengamati interaksi verbal antara mahasiswa dan dosen, baik dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, maupun dalam situasi informal seperti di taman, kantin, dan ruang sosial lainnya. Pengamatan difokuskan pada:
- Pemilihan bahasa yang digunakan dalam berbagai situasi komunikasi.
- Frekuensi penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing (terutama bahasa Inggris).
- Identifikasi konteks situasional yang memengaruhi pemilihan bahasa, seperti tujuan komunikasi, keberagaman budaya, dan status sosial peserta komunikasi.
- Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai penggunaan bahasa dalam konteks akademik dan sosial di perguruan tinggi. Literatur yang ditelaah meliputi:
- Buku, artikel jurnal, dan penelitian sebelumnya tentang penggunaan bahasa di perguruan tinggi, keberagaman budaya, serta komunikasi lintas bahasa.
- Kajian mengenai kebijakan bahasa di Indonesia dan di perguruan tinggi, serta pengaruh globalisasi terhadap penggunaan bahasa asing di lingkungan akademik.
- Teori-teori komunikasi dan sosiolinguistik yang relevan untuk menganalisis pemilihan bahasa dalam berbagai konteks sosial.
Hasil Analisa
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil analisis menunjukkan beberapa temuan utama terkait pola penggunaan bahasa di Universitas Andalas, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta implikasinya terhadap komunikasi lintas budaya di lingkungan kampus:
- Pola Penggunaan Bahasa di Lingkungan Kampus
Dalam ruang akademik formal, seperti ruang kuliah dan seminar, bahasa Indonesia mendominasi sebagai bahasa pengantar resmi. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pendidikan utama.[6] Namun, penggunaan istilah akademik dalam bahasa Inggris meningkat, terutama di bidang studi internasional atau teknologi.[7]
Dalam ruang bebas, seperti kantin, taman, dan area sosial lainnya, penggunaan bahasa lebih variatif. Bahasa daerah, seperti Minangkabau, sering digunakan oleh mahasiswa asal Sumatera Barat, memperkuat identitas budaya lokal. Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa penghubung, terutama dalam percakapan lintas daerah.
- Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Bahasa
Konsep Formalitas: Dalam konteks formal, peserta komunikasi lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia untuk menjaga profesionalisme dan mengikuti norma akademik.[8]
Identitas Budaya: Dalam situasi informal, penggunaan bahasa daerah dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan keinginan untuk menunjukkan solidaritas kelompok.
Globalisasi: Bahasa Inggris digunakan, terutama dalam komunikasi akademik, untuk merespons tuntutan globalisasi dan kebutuhan akses ke literatur internasional.[9]
- Peran Bahasa Daerah dan Bahasa Asing
Bahasa daerah memainkan peran penting dalam menciptakan rasa kebersamaan di antara mahasiswa dengan latar budaya yang sama. Hal ini memperkaya interaksi sosial dan meningkatkan rasa saling pengertian antaranggota komunitas kampus.
Bahasa Inggris lebih sering digunakan dalam konteks akademik untuk membaca referensi, menulis laporan, atau berpartisipasi dalam seminar internasional, tetapi jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Dampak Penggunaan Bahasa terhadap Komunikasi Lintas Budaya
Pemilihan bahasa mencerminkan keberagaman budaya dan memperkuat interaksi lintas daerah di Universitas Andalas. Bahasa Indonesia tetap menjadi penghubung utama dalam percakapan lintas budaya, meskipun tantangan muncul ketika bahasa daerah digunakan secara eksklusif dalam kelompok tertentu.
- Rekomendasi untuk Kebijakan Bahasa di Universitas Andalas
Menyediakan pelatihan kesadaran lintas budaya dan multibahasa untuk mahasiswa dan dosen.
Meningkatkan akses ke materi akademik dalam bahasa Inggris untuk mendukung daya saing global tanpa mengurangi peran bahasa Indonesia.
Mengadakan kegiatan yang mendorong interaksi lintas budaya dan mempromosikan pemahaman atas keberagaman bahasa.
Hasil ini menunjukkan bahwa Universitas Andalas mencerminkan keberagaman bahasa dan budaya Indonesia, serta menegaskan pentingnya pengelolaan komunikasi multibahasa untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan harmonis.
Kesimpulan
Penelitian ini mengungkap bahwa pola penggunaan bahasa di Universitas Andalas mencerminkan keberagaman budaya Indonesia dan dampak globalisasi. Dalam ruang akademik formal, bahasa Indonesia mendominasi sebagai bahasa pengantar resmi, sedangkan bahasa Inggris digunakan sebagai penunjang untuk kebutuhan akademik internasional. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan multibahasa yang inklusif di perguruan tinggi, serta merekomendasikan kebijakan yang mendukung kesadaran lintas budaya dan aksesibilitas multibahasa. Dengan pendekatan ini, Universitas Andalas dapat mempertahankan perannya sebagai ruang belajar yang menghargai keberagaman budaya sekaligus mendukung kompetensi global.
DAFTAR PUSTAKA
Sugono, D. (2008). Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa. Pusat Bahasa.
Kirkpatrick, A. (2010). English as a Lingua Franca in ASEAN: A Multilingual Model. Hong Kong University Press.
Sneddon, J. N. (2003). The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society. UNSW Press.
Kramsch, C. (1998). Language and Culture. Oxford University Press.
Pennycook, A. (2007). Global Englishes and Transcultural Flows. Routledge.
Holmes, J. (2013). An Introduction to Sociolinguistics. Routledge.
Alwasilah, A. C. (2007). Language, Culture, and Education. Andira.
Crystal, D. (2003). English as a Global Language. Cambridge University Press.
Arka, I. W. (2013). Multilingualism in Higher Education in Indonesia: Challenges and Opportunities. Journal of Multilingual and Multicultural Development, 34(5), 466–479.
Wardhaugh, R., & Fuller, J. M. (2015). An Introduction to Sociolinguistics. Wiley Blackwell.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H