Â
Â
 .
Arti: "Laki-laki atau perempuan manapun yang berkata kepada putrinya: "Wahai, perempuan pezina" padahal ia tidak berbuat zina, puterinya itu akan menjilidnya pada hari kiamat sebab mereka belum mendapatkan hukuman di dunia".
Perawi : Al Hakim dari Amru bin Al Ash dan menurutnya Hadist ini shahih, Al Mundzir menambahkan bahwa orang Bernama Abdul Malik bin Harun dalam sanadnya matruk (ditinggalkan).Â
Sababul Wurud : Al Hakim meriwayatkan bersumber dari Amru bin Al Ash bahwa ia (amru) telah menemui bibinya. Bibinya bermaksud memberinya makanan namun pembantunya agak terlambat. Katanya: "Tidakkah bisa segera hai perempuan lacur?! Maka berkatalah Amru: "Subhanallah, engkau telah mengatakan sesuatu yang besar (dosanya), apakah ia pernah berzina? Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Laki-laki atau perempuan....... dan seterusnya".
Keterangan :
Menurut syari'ah Islam tuduhan berzina dari tuan kepada budaknya tidak dikenakan hukuman di dunia. Namun menuduh berzina padahal orang tersebut tidak berzina tetap berdosa besar. Oleh sebab itu budaknya yang dituduh berzina itu akan menghukumnya pada hari kiamat. Adapun menuduh orang merdeka (bukan budak) hukumannya 80x cambuk bila ia tidak dapat membuktikan dengan bukti-bukti yang akurat. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang melemparkan (tuduhan berzina) kepada Wanita-wanita terhormat (mushanat) kemudian tidak dapat mendatangkan empat orang saksi maka hendaknya dera mereka sebanyak 80x deraan dan janganlah kalian terima kesaksian mereka selama-lamanya dan mereka itulah orang-orang fasik". (Q. 24: 4)Â
Hadist Riwayat Abu Daud 3877, bersabda