Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Menulis Fiksi

Menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selangit Sesal

4 Agustus 2024   13:59 Diperbarui: 8 Agustus 2024   14:02 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Ilustrasi sumber: pixabay

     Semua mata tertuju kepada bigbos itu, yang tidak lain adalah lelaki yang tadi barusan turun dari mobil Alphard keluaran terbaru, bersama istri dan dua orang anak mereka.

     Risnayanti serasa ingin pingsan begitu menyaksikan sosok yang sangat dihormati dan dikagumi oleh orang-orang itu. Dia perlahan mengucek-ngucek kedua matanya, berharap dia salah lihat dan sosok itu sama sekali tidak dia kenal! Tapi ternyata tidak! Sosok itu sangat dia kenal dan pernah mengisi hari-hari dalam kehidupannya. 

     Sebuah episode yang lama dan muram. Itu benar. Dia benar Tegar Budiman!

     Bapak Bupati segera naik ke panggung yang dibuat sangat glamour itu. Dan berpidato panjang-lebar, terutama mengenai sosok Haji Tegar Budiman, sang pengusaha sukses.

     "Asal tahu saja, Pak Haji Tegar Budiman ini, dulunya juga hidupnya susah. Berbagai pekerjaan beliau lakoni. Dari tukang service komputer, tukang cukur rambut, kuli bangunan, sampai yang terakhir beliau jadi tukang ojeg...Dalam periode sebagai tukang ojeg inilah, Pak Haji Tegar mengalami dua peristiwa yang menurut ceritanya sendiri kepada saya beberapa waktu lalu, tidak bisa dia lupakan. Yang pertama, dia diputus oleh sang pacar yang sangat dia sayang dan cintai, karena si cewek menganggap dia tidak punya masa depan cerah. 

     Menurut si gadis, barangkali, buat apa punya calon suami yang hanya berprofesi sebagai tukang ojeg...Dan yang kedua, yang tidak mungkin bisa dilupakan pak Tegar, adalah pertemuannya dengan Tuan Lie, orang Korea itu, yang mengajaknya bergabung dengan perusahaannya. Dari Tuan Lie-lah pak Tegar banyak belajar segala hal terutama tentang bagaimana cara berbisnis. Berawal dari situlah perubahan hidup pak Tegar terjadi, dan kemudian, ya, bisa kita lihat sekarang,  akhirnya pak  Tegar mampu memiliki beberapa perusahaan sendiri, dan sukses seperti sekarang. Hikmah dari semua ini adalah, bahwa nasib seseorang itu tidak ada yang tahu nantinya bagaimana. Nasib orang bisa berubah dalam hitungan detik. Oleh sebab itu, kita tidak sepantasnya merendahkan orang lain, apa dan bagaimna pun orang itu. Demikian," kata Pak Bupati mengakhiri pidatonya, dan disambut tepuk tangan yang meriah oleh para tamu undangan.

     Oh, kamu, Tegar, kamu...Risnayanti berbisik kepada dirinya sendiri. Sekuat tenaga dia menahan airmatanya agar tidak tumpah ke luar. Malu kalau orang-orang melihatnya menangis, dan kemudian bertanya ada apa?

     Terbayang peristiwa bertahun-tahun yang lalu itu, ketika malam Minggu tiba, Tegar datang dengan senyum ramah ke rumahnya sambil membawakan buah tangan berupa seikat buah lengkeng dan seikat buah manggis kesukaan Risnayanti.

     Ketika Tegar mengulurkan tangannya yang memegang ikatan buah manggis dan lengkeng itu kepada Risnayanti, gadis itu sama sekali tidak menyambutnya. Wajahnya dingin dan agak cemberut.

     "Aku lagi nggak mau makan buah itu, kau bawa aja kembali," kata Risna ketus.

     "Lho, ada apa, Sayang. Kok ketus begitu. Ini buah kesukaanmu yang kupetik dari kebun sendiri," ucap Tegar, tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun