Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Menulis Fiksi

Menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selangit Sesal

4 Agustus 2024   13:59 Diperbarui: 8 Agustus 2024   14:02 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Maksudnya, jadi tukang ojeg ini? Lama juga, Mister. Sudah hampir dua tahun ini."

     "Macam sekolahmu apa?"

     "Saya tamatan SMA. Mau kuliah belum ada biaya. Selain ojeg ini, saya bisa kerja apa saja."

     Mister Lie mengangguk-angguk. Ada beberapa kali lagi orang Korea itu datang ke kawasan pertambangan itu, dan dia selalu minta diantarkan oleh Tegar. Sampai kemudian Tegar diajak mister Lie bekerja di perusahaan miliknya yang bergerak di bidang pertambangan batu bara. Dan dengan demikian, Tegar pensiun jadi tukang ojeg.
                                           
 ***
     Pada banyak tahun kemudian.

     Sebuah mobil Alphard varian terbaru warna hitam metalik perlahan memasuki halaman restoran yang besar dan mewah di tepi pantai itu. Ratusan mobil mewah berbagai warna dan merek sudah memenuhi tempat parkir.

     Mobil Alphard yang baru masuk itu langsung menuju pintu utama. Di sana sudah ada beberapa lelaki muda berpakaian rapi yang siap menunggu. Wajah-wajah mereka nampak cerah dan bersemangat.

     Ketika akhirnya mobil Alphard itu berhenti di depan pintu utama, sopirnya bergegas turun dan membukakan pintu tengah. Seorang lelaki gagah yang nampak matang dalam segala hal itu, turun lebih dulu dari mobil, diikuti oleh istri dan dua orang anak mereka, laki dan perempuan, yang masing-masing kira-kira berumur sepuluh dan sembilan tahun. Pakaian yang mereka kenakan sangat berkelas, dari merek-merek yang terkenal.

     Para anak muda yang berpakaian rapi yang menunggu di depan pintu masuk, segera menghampiri seraya membungkuk hormat.

     "Selamat siang, Pak dan Bu Haji...." sambut mereka serempak.

     "Siang...Terima kasih...Bagaimana, apa semua undangan sudah pada datang?"

     "Sudah, Pak Haji. Semua hanya menunggu Pak Haji saja, termasuk Bapak Bupati juga sudah tiba dari tadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun