Meski masih terjadi silang pendapat di tubuh PPP, namun kepemimpinan PLT ketua umum partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah sah di nakhkodai oleh Muhammad Mardiono.
Sementara kubu Suharso Manoarfa masih belum sepenuhnya menerima atas pemberhentian mantan ketua umum PPP tersebut, dan hendak menggugat hasil Mukernas tersebut melalui pengadilan tata usaha negara (PTUN).
Dengan ditetapkannya Muhammad Mardiono sebagai Plt ketua Umum Partai Pembangunan Persatuan (PPP) oleh Kemenkumham, tidak menutup kemungkinan loyalis Suharso Manoarfa akan membentuk partai tandingan menjelang  pemilu tahun 2024.
Dualisme kepemimpinan di tubuh PPP sangat mungkin terjadiÂ
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berlambang Kakbah itu, akankah sesuai dengan namanya yang melekat ditubuh organisasi politik tersebut ?
Badai yang mengguncang Partai Persatuan Pembangunan (PPP), pucuk pimpinannya masih menjadi rebutan, meski Kemenkumham sudah mengesahkan PLT Ketua Umum, Muhammad Mardiono sebagai ketua partai berlambang Kakbah itu.
Meski elit partai tersebut sudah melakukan komunikasi dengan tokoh elite partai politik, seperti elit Partai Amanat Nasional (PAN) dan elite partai Golkar, harapannya Badai yang mengguncang PPP, tidak berpengaruh terhadap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Guncangan yang terjadi di tubuh PPP menjelang persiapan pemilu tahun 2024, menjadi hal yang cukup menarik untuk dianalisa, pasalnya partai berlambang Kakbah itu akan tercipta faksi-faksi baru, bahkan sangat memungkinkan terjadinya dualisme kepemimpinan ditubuh Partai Persatuan Pembangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H