"Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) telah mengesahkan kepemimpinan Plt ketua umum Muhammad Mardiono yang mengacu pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pada (04/09)"
Kekuasaan di negeri ini tidak lepas dari peran partai politik sebagai kendaraan untuk merebut kekuasaan. Sebelumnya multi partai yang cukup banyak seperti hari ini, dahulu hanya beberapa partai saja yang berkontestasi, bahkan di masa orde baru, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Perjuangan Demokrasi (PDI-P) dan partai Golongan Karya (Golkar).
Sebagai partai tua, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengalami Pasang surut dalam kepemimpinan, dinamika dalam kepemimpinan partai berlambang Kakbah itu menjadi perseteruan antar faksi ditubuh partai.
Dikutip dari laman kompas.com, Diketahui Mardiono menggantikan Suharso Monoarfa menjadi plt ketua umum atas keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Banten, Minggu (4/9/2022).
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengklaim usulan pemberhentian Suharso Manoarfa disampaikan 30 dari 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).
Meski Kubu Suharso Manoarfa tidak menerima atas pemberhentian dirinya, namun surat keputusan Menkumham mengenai PLT ketua Umum partai berlambang Kakbah itu sudah sah dipimpin oleh Muhammad Mardiono, dan sudah diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sementara disisi yang lain, Partai Pembangunan Persatuan (PPP) sudah menjalin koalisi dengan Beberapa partai yang sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), tentu saja sedikit banyak akan berpengaruh terhadap situasi dan kondisi terhadap koalisi yang sudah dijalin dalam menghadapi pemilu tahun 2024.
Badai yang mengguncang PPP, merupakan dinamika yang harus disikapi dengan baik oleh para elite partai Politik PPP, pasalnya partai berlambang Kakbah itu sudah harus mempersiapkan koalisi dan strategi yang matang dalam menghadapi pemilu 2024.
Suharso Manoarfa di Pecat Dari Partai Persatuan Pembangunan
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP memutuskan untuk memberhentikan Suharso Manoarfa sebagai ketua umum partai Pembangunan Persatuan (PPP), Meski kubu Suharso masih belum sepenuhnya menerima atas keputusan tersebut.
Meski masih terjadi silang pendapat di tubuh PPP, namun kepemimpinan PLT ketua umum partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah sah di nakhkodai oleh Muhammad Mardiono.
Sementara kubu Suharso Manoarfa masih belum sepenuhnya menerima atas pemberhentian mantan ketua umum PPP tersebut, dan hendak menggugat hasil Mukernas tersebut melalui pengadilan tata usaha negara (PTUN).
Dengan ditetapkannya Muhammad Mardiono sebagai Plt ketua Umum Partai Pembangunan Persatuan (PPP) oleh Kemenkumham, tidak menutup kemungkinan loyalis Suharso Manoarfa akan membentuk partai tandingan menjelang  pemilu tahun 2024.
Dualisme kepemimpinan di tubuh PPP sangat mungkin terjadiÂ
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berlambang Kakbah itu, akankah sesuai dengan namanya yang melekat ditubuh organisasi politik tersebut ?
Badai yang mengguncang Partai Persatuan Pembangunan (PPP), pucuk pimpinannya masih menjadi rebutan, meski Kemenkumham sudah mengesahkan PLT Ketua Umum, Muhammad Mardiono sebagai ketua partai berlambang Kakbah itu.
Meski elit partai tersebut sudah melakukan komunikasi dengan tokoh elite partai politik, seperti elit Partai Amanat Nasional (PAN) dan elite partai Golkar, harapannya Badai yang mengguncang PPP, tidak berpengaruh terhadap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Guncangan yang terjadi di tubuh PPP menjelang persiapan pemilu tahun 2024, menjadi hal yang cukup menarik untuk dianalisa, pasalnya partai berlambang Kakbah itu akan tercipta faksi-faksi baru, bahkan sangat memungkinkan terjadinya dualisme kepemimpinan ditubuh Partai Persatuan Pembangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H