Adakah anak yang masih belum merdeka dalam dunia pendidikan ? Jawabannya banyak, mengapa demikian ? Karena masih cukup banyak anak yang belajar dibawah tekanan, terlepas apakah tekanan orang tua atau pun tekanan guru, yang membuat kemerdekaan anak itu sendiri terampas.
Disinilah guru harus memahami Islam konsep demokrasi, otoriter, maupun lizisfire, tentunya ketiga konsep tersebut harus diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Kapan seorang guru harus demokratis, otoriter, maupun menerapkan nilai-nilai kebersamaan yang menyenangkan, sehingga terjadi dinamika dan inovasi bagi peserta didik untuk terus mengembangkan kemampuannya.
4. Pendidik memahami minat dan potensi setiap anakÂ
Disadari atau pun tidak, pada hakekatnya tidak ada anak yang bodoh, selama gurunya cerdas membuat strategi kreatif untuk menumbuhkan cinta dan semangat belajar anak.
Karena anak memiliki skil dan kemampuan yang cenderung berbeda satu sama lain, sehingga setiap guru harus memahami karakteristik, latar belakang, skill, minat, dan arah kecerdasan masing-masing anak.
Arah dari penyempurnaan kurikulum 14, yang dirubah namanya menjadi kurikulum merdeka itu, karena memang sejatinya setiap anak memilik skill dan kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga dalam dunia pendidikan, tidak ada yang namanya anak bodoh, dan janganlah sekali-kali membully anak dengan perkataan bodoh.
5. Lembaga pendidikan adalah sekolahnya manusiaÂ
Menampung anak didik dengan latar belakang yang berbeda bukanlah suatu perkara yang mudah, sebab perbedaan setiap anak didik, merupakan amanah sekaligus tantangan bagi para pendidik untuk mencerdaskan mereka.
Tidak hanya menjadikan mereka (anak didik) menjadi orang pintar dan cerdas, namun menjadikan mereka orang yang pintar dan benar adalah hal yang penuh dengan tantangan, sehingga guru menjadi contoh yang baik dan benar bagi anak didik adalah suatu keharusan untuk diperagakan dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pun dalam suatu lembaga pendidikan, sebagai wahana yang mencerdaskan harus menjadi tempat yang mengarahkan anak didik menjadi orang yang benar.