Mendidik dengan hati, bagaimana caranya ? Barangkali hal tersebut cukup sulit untuk dilakukan, tetapi pada dasarnya pendidikan maupun anak didik sama-sama punya hati yang memancarkan cinta dan kasih sayang.
Mengajar dengan cinta, kasih sayang dan ketulusan didalam hati, akan membuat kita bahagia, karena sejatinya anak didik adalah amanah yang diberikan oleh Tuhan yang maha kuasa untuk di cerdaskan.
Konsepsinya adalah anak didik hadir di Sekolah sejatinya sudah harus mendapatkan poin, mengapa begitu? Karena mereka hadir dengan niat tulus ingin belajar dan merubah diri menjadi lebih baik.
Disamping anak didik ingin menggali potensi yang mereka miliki, sehingga pengelola pendidikan maupun para pendidik harus menyambut ketulusan mereka ingin belajar dengan senyum tulus dan kebahagiaan.
Mengapa harus mengajar dengan hati? Karena pada hakekatnya, anak didik adalah manusia yang harus diperlakukan sebagai manusia, bukan diperlakukan sebaliknya, disitulah rasa cinta dan kasih sayang seorang guru harus ditularkan terhadap anak didik.
2. Anak didik bukan sekedar Objek semataÂ
Lagi-lagi anak didik bukan objek pesakitan apalagi bullying, sungguh perlakuan yang tidak manusiawi terhadap anak didik, sudah harus segera dipreteli, sebab perlakuan yang demikian hanya akan membuat kebodohan struktural saja.
Lembaga pendidikan bukanlah tempat pesakitan, yang menjadikan anak traumatik akibat ulah yang dilakukan oleh teman sebaya maupun oleh gurunya, sehingga kekerasan secara fisik maupun psikis harus menjadi perhatian semua pihak, sehingga tidak ada lagi kekerasan yang mengancam masa depan mereka.
Anak didik bukan sekedar Objek, namun mereka adalah subjek yang harus merdeka dalam segala aspek untuk menggali potensi dan kemampuan mereka sendiri.
Disinilah yang perlu dipahami oleh para pendidik, bahwa sejatinya mereka adalah subjek sekaligus objek yang merdeka yang harus dibimbing, diarahkan, serta distulimulasi untuk terus menggali potensi mereka menjadi manusia yang memanusiakan manusia.
3. Setiap anak memiliki kemerdekaannya sendiriÂ