Pertama Baliho Puan MaharaniÂ
DPP PDI-P telah menginstruksikan pada seluruh kadernya, baik yang murni berada di struktural partai atau bagi pejabat yang diusung oleh PDI-P itu sendiri.
Instruksi pemasangan Baliho Puan Maharani yang populis saat inj dengan tema "kepak sayak kebhinekaan" telah beredar secara luas dijalan dan perempatan di kota-kota besar.
Dengan Baliho yang terpampang di tempat-tempat keramaian merupakan upaya keras dari PDI-P untuk menaikkan elektabilitasnya, namun hal tersebut tidak menjadikan elektabilitas Mbak Puan naik secara signifikan.
Puan Maharani yang merupakan putri dari presiden ke 5, dan cucu presiden RI yang pertama, dan saat ini beliau sedang menjabat ketua DPR RI, menjadi kilas balik mengenai ketokohan Puan Maharani untuk masuk dalam bursa capres atau cawapres 2024 dengan kendaraan yang sudah di milikinya.
Mampukah sebaran baliho Puan Maharani untuk bisa masuk dalam bursa capres atau cawapres 2024 ? Maka jawabannya bisa ya, juga bisa tidak, mengapa demikian? Karena sejauh ini elektabilitas Puan Maharani masih di urutan paling bawah ketimbang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sama-sama kader PDI-P.
Dengan menghabiskan uang miliaran rupiah di tengah kesulitan ekonomi rakyat, justru pemasangan baliho para politisi menjadi senjata yang membunuh dirinya sendiri, mengapa demikian?Â
Para politisi berupaya mencari simpati dan empati rakyat dengan slogan yang mengatasnamakan rakyat, bekerja untuk rakyat dan lain sebagainya, namun faktanya justru tidaklah demikian.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh partai penguasa ini untuk menaikkan elektabilitas Puan Maharani ?
Pastinya harus ada strategi yang lebih jitu dan membumi, tidak sekedar baliho di Pampang, urusan di anggap selesai, tentu dalam politik tidaklah demikian, mengingat banyak masyarakat Indonesia yang saat ini sedang menghadapi kesulitan gegara pandemi dan PPKM yang masih di lanjutkan di berbagai daerah.
Peduli untuk membantu rakyat dengan berbagai skema dan secara langsung turun di tengah-tengah masyarakat, justru hal itu menjadi senjata untuk menaikkan elektabilitas dan ketokohan dari seseorang, namun faktanya banyak politisi kita yang masih enggan untuk berbaur, mendengar keluh kesah rakyatnya.