"Setiap orang pasti pernah mengalami lupa jangka Pendek dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut sudah menjadi kewajaran, ketika lupa terjadi satu atau dua kali, namun menjadi tidak wajar jika sudah berkali-kali, maka perlu di periksakan ke dokter yang ahli di bidangnya".
Apa itu brain fog..?
Istilah brain fog ini, setiap orang tentu sudah mengalaminya, dimana lupa jangka pendek ini kerapkali terjadi karena ada kabut otak, sehingga kelupaan dalam rentang yang pendek kerap melanda.
Semisal anda ingin mengambil sesuatu ke dapur, tiba-tiba anda lupa untuk mengambil barang tersebut, atau ketika anda berdiskusi dengan teman, tiba-tiba sesuatu yang hendak di omongkan, tiba-tiba menghilang, hal tersebut memang tidak masuk dalam gejala medis, namun juga perlu di waspadai, ketika brain fog ini seringkali terjadi.
Meski tidak masuk dalam kategori medis, tentunya brain fog ini, terkadang juga membuat kita jengkel sendiri, bahkan bisa menjadi hiburan bagi diri sendiri, semisal ketika kita hendak beranjak dari duduk untuk pergi, tiba-tiba kita lupa dengan kontak sepeda, bahkan terkadang mencari satu kontak dengan paniknya, padahal kontak tersebut sedang di pegang di tangan, namu karena otak sedang ada kabut, hingga membuat kita lupa.
Setelah ingat kontak sedang di pegang, namun otak lupa, bisa tertawa sendiri karena kita sedang di Landa yang namanya brain fog.
Brain Fog meski tidak masuk kategori medis, namun perlu di perhatikan gejalanya dan sebabnya karena itu akan mengganggu fungsi kognitif seperti.
1. Masalah memori
2. Ketidakjeenihan pikiranÂ
3. Konsentrasi burukÂ
4. Melemahnya konsentrasi.
Baca juga : Sepuluh Manfaat Aktivitas Fisik bagi Anak dalam Meningkatkan Imun Semakin Kuat
Meski di anggap tidak begitu membahayakan bagi kesehatan, namun brain fog harus tetap di waspadai, karena ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya brain fog yang mengganggu fungsi otak.
Di bawah ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya brain fog yang perlu anda sadari sedini mungkin.
1. StresÂ
Semakin tingginya beban yang di amanahkan kepada seseorang, maka di saat itu pula rasa tanggung jawab menjadi hal utama untuk di selesaikan.
Salah satu pemicu stres karena banyaknya persoalan dan beban hidup yang sedang di hadapi, sehigga akan berdampak pada lelahnya berpikir, dan sulit konsentrasi.
Beratnya beban pikiran, akan berdampak pada keseimbangan tubuh, bahkan menyebabkan lemahnya sistem kekebalan tubuh.
Bila masuk pada stres kronis, maka akan memicu lelahnya mental, dan berdampak pada pola berpikir yang cenderung kabut, atau terjadi brain fog.
2. Kurang tidurÂ
Pola tidur yang tidak teratur, bahkan sampai kurang istirahat, juga memicu terjadinya brain fog yang bisa terjadi pada siapa saja, dan dimana saja.
Dalam rentang waktu 24 jam atau dalam sehari semalam, setidaknya waktu yang di butukan untuk istirahat atau tidur kurang lebih 8-9 jam, sehingga tidur berkecukupan akan mengantisipasi terjadinya brain fog pada diri kita.
3. Terjadinya perubahan hormonÂ
Makhluk hidup, terutama manusia pasti akan mengalami perubahan, termasuk perubahan situasi dan kondisi hormon, terlebih hal tersebut sangat sering terjadi pada perempuan.
Perempuan saat hamil, hormon progesteron dan hormon estrogen pada perempuan akan meningkat, hal tersebut juga bisa menjadi penyebab terjadinya brain fog.
4. Mengkonsumsi obat-obat tertentuÂ
Obat apapun bentuk dan jenisnya, tentu memiliki efek samping yang sangat berpengaruh terhadap interaksi dalam tubuh.
Karena obat memiliki dosis mulai dari tingkat rendah, sedang dan berat yang tentunya sangat berdampak bagi seluruh tubuh, termasuk pada kondisi otak kita.
Efek dari obat tersebut juga bisa menjadi indikator adanya brain fog yang kerap melanda diri kita, maka kenali sedini mungkin penyebab brain fog, sebelum hal tersebut masuk kedalam kategori medis.
Konsultasi kepada ahlinya mengenai dosis dan cara pemakaian obat juga sangat penting terhadap keseimbangan tubuh, serta fungsi-fungsi seluruhnya tidak terganggu karena faktor obat yang acapkali kita konsumsi.
5. Kondisi MedisÂ
Jika brain fog melanda kita masih dalam batas kewajaran, maka hal tersebut masih bisa di katakan sangag manusiawi.
Tetapi apabila brain fog terjadi berulang-ulang, dan sudah masuk pada tahap ketidakwajaran, maka perlu di periksakan dan di konsultasikan kepada ahlinya, karena bermula dari brain fog bisa menyebabkan beberapa gejala penyakit yang harus di cegah, sebelum bertambah parah.
Beberapa gejala medis yang bermula dari brain fog adalah :
- Anemia
- Depresi
- Diabetes
- Sindrom Sjogren
- Migrain
- Penyakit Alzheimer
- Hipotiroid
- Penyakit autoimun, seperti lupus, arthritis, dan multiple sclerosis dan
- Dehidrasi
6. Menjalani dietÂ
Makanan yang sering kita konsumsi juga bisa menyebabkan brain fog yang harus di sadari sedini mungkin.
Karena makanan yang berlebihan bisa menjadi sarang penyakit dalam tubuh kita, begitu pula dengan kekurangan asupan gizi menyebabkan rendahnya kalori dalam tubuh.
Tubuh jika kekurangan vitamin B12, juga menyebabkan kabut otak atak brain fog pada diri kita.
Begitu pula dengan orang yang sedang melakukan diet, juga bisa menyebabkan terjadinya brain fog dalam diri.
Setelah kita mengetahui sebab-sebab terjadinya brain fog, tentunya akan lebih mudah mencegah, bahkan segera di periksakan dan dikonsultasikan kepada ahlinya, jika brain fog atau kabut otak sudah dalam kategori ketidakwajaran.
Di permasalah di atas berkaitan dengan kesehatan kognitif yang mempengaruhi seluruh aktifitas tubuh kita, barangkali tips yang Isa di jalani sebagai berikut :
1. Pastikan makanan yang kita konsumsi telah memenuhi stndart gizi seimbang.
2. Bercengkrama dengan hobi.
3. Melatih otak dengan mengisi kuis, bermain puzzle, dan permainan lainnya yang bisa melatih otak kita.
4. Istirahat atau tidur secara cukup yakni 8-9 jamÂ
5. Menghindari minuaman yang beralkohol atau bersoda.
6. OlahragaÂ
7.mengendalikan stres, dengan memahami diri dan batasan diri kita sendiri.
Dengan demikian brain fog, meski tidak termasuk gejala medis, namun alangkah baiknya jika kita memahami akan hal tersebut, beserta batasan dan perubahannya.
Karena jika brain fog sudah masuk pada kategori medis, akan lebih sulit lagi cara untuk mencegahnya, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H