Mohon tunggu...
Akhmad Hamid N
Akhmad Hamid N Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik SARA dan Urusan Perut

2 Agustus 2016   21:20 Diperbarui: 2 Agustus 2016   21:25 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kebijakan memprioritaskan pembangunan indonesia timur dibanding barat.

Kebijakan keberpihakan itu bukannya tdk berdasar dan diskriminatif. Toh ketika perempuan dan anak di istimewakan, laki laki masih tetap punya posisi dominan dan berkuasa di semua tatanan sosial ekonomi politik. Toh dengan kebijakan perhatian pembangunan ke indonesia timur, tetap saja anggaran dan pembangunan tetap masih lebih terpusat ke wilayah jawa dan sumatera. Apalagi jika keberpihakan itu tidak ada.

Membiarkan kesenjangan ekonomi terus berlangsung, makin jauh dan dalam, sama dengan membiarkan api dalam sekam.

Mau pendekatan konflik dengan teori apapun, jika kesenjangan ekonomi masih tajam, potensi bencana itu masih ada dan siap menjadi bom waktu.

Karena sesungguhnya kalau perut rakyat itu kenyang,

Kalau lapangan kerja ada,

Buat apa main bakar-bakaran,

Bakar mesjid, bakar gereja, bakar vihara

Di provokasi pun mager (malas gerak)

Jadi gak perlu berdebat keluarkan jurus jurus agama, menghujat pembakar vihara, atau penghina adzan

Karena Kalau rakyat bisa kenyang dan sejahtera, ketimbang bakar rumah ibadah, pasti lebih enak bakar bakar ikan

Bukan begitu sodara-sodara ??

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun