Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kertas Papirus yang Datang dari Benua Australia

5 Oktober 2024   18:06 Diperbarui: 5 Oktober 2024   19:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tinggalkan kesan yang positif untuk warisan kebaikan kita di Kompasiana (Foto: Akbar Pitopang)

Dari banyaknya kisah yang lahir di Kompasiana, ada satu yang sungguh menyentuh hati. Tentang Opa Tjiptadinata Effendi, sosok yang begitu dihormati di komunitas ini. 

Suatu hari, tanpa saya duga, Opa yang kala itu belum begitu saya kenal, tiba-tiba mengirimkan sebuah lukisan Cleopatra yang diukir di daun papirus langsung dari Australia. 

Saya tidak pernah meminta apapun, bahkan tak terbayang akan menerima sesuatu dari beliau. Namun, dengan tulus Opa menawarkan, tanpa saya mengeluarkan biaya sepeserpun, padahal saya tahu biayanya sangat besar jika dirupiahkan.

Tindakan Opa bukan sekadar soal barang yang dikirim, melainkan tentang usaha dan ketulusan hatinya. Apalagi, beliau sudah lansia, tapi sungguh terasa effort-nya. 

Saat lukisan itu tiba di tangan saya, ada perasaan haru yang mendalam. Saya merasa bahwa Opa memberikan lebih dari sekadar hadiah; beliau memberi sepotong kebaikan kemurahan hati.

Pesan dari Opa Tjiptadinata Effendi. (tangkapan layar Akbar Pitopang)
Pesan dari Opa Tjiptadinata Effendi. (tangkapan layar Akbar Pitopang)

Opa juga pernah mengirimkan saya buku karyanya. Saya tak pernah meminta apapun darinya, tapi justru opa lah yang berinisiatif. Itu yang membuktikan bahwa Kompasiana bukan hanya sekedar tempat untuk menulis. Tetapi juga tempat hati kita terhubung, melampaui jarak, waktu, dan batas-batas geografis.

Saya hanya bisa membalasnya dengan mengirimkan doa-doa agar Omcip (Opa Tjiptadinata Effendi) dan Bundo (Oma Roselina Tjiptadinata) senantiasa sehat wal afiat. Saya panggil Omcip, oom yang panjang umur. Bundo, karena sama-sama berasal dari Sumatera Barat. 

.....(Tarik nafas dulu, lalu hembuskan)..... Kompasiana telah memberi kita ruang untuk bertumbuh bersama, mengenal lebih dalam satu sama lain, dan saling mendukung tanpa pamrih. 

Di sini, kita bukan hanya menulis artikel, tetapi juga menemukan saudara dalam sebuah perjalanan kehidupan. 

Sebuah perjalanan yang tak hanya dibangun oleh kata-kata, tetapi juga oleh cinta, kehangatan, dan kebaikan. Insya Allah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun