Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mencegah Bahaya "Tone Deaf", Apakah yang Bisa Kita Lakukan?

28 Agustus 2024   14:39 Diperbarui: 28 Agustus 2024   23:13 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Ilustrasi. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Ilustrasi. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Bagaimana Pentingnya Teladan dalam Keluarga

Dalam dunia yang semakin individualistis, peran keluarga sebagai benteng utama dalam menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial tidak bisa diabaikan. Orangtua memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak agar lebih peka dan peduli terhadap sesama. 

Di tengah maraknya fenomena "tone deaf", penting untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai dasar ini dibangun sejak dini dalam lingkungan rumah terlebih dahulu.

Sikap "tone deaf" bisa berakar dari kurangnya kasih sayang dan kepedulian di lingkungan keluarga. Ketika anak tumbuh tanpa mendapatkan perhatian yang cukup, mereka mungkin sulit mengembangkan empati dan kepekaan sosial. 

Inilah mengapa orangtua harus lebih aktif dalam menumbuhkan rasa kepedulian pada anak. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti mengajarkan anak untuk peduli terhadap perasaan orang lain dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka.

Mengajarkan kepedulian bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang contoh nyata. Anak-anak belajar memahami lewat apa yang mereka lihat dan alami di rumah. Oleh karena itu, orangtua perlu menjadi teladan dalam bersikap peduli, baik dalam interaksi sehari-hari di keluarga maupun dalam tindakan yang lebih luas di masyarakat. 

Dengan demikian, anak akan tumbuh dengan nilai-nilai kepedulian yang kuat, yang akan mereka bawa hingga dewasa.

Selain itu, penting bagi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan. Ketika anak merasa dicintai dan dihargai, mereka akan lebih mudah untuk mengembangkan sikap empati dan memahami perasaan orang lain. 

Lingkungan yang penuh kasih sayang ini juga memberikan rasa aman bagi anak untuk mengekspresikan diri mereka tanpa takut dihakimi. Yang pada gilirannya akan mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang lebih peka dan peduli.

Memang pencegahan sikap "tone deaf" dimulai dari keluarga. Dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian sejak dini, kita dapat membangun generasi yang lebih empatik dan bertanggung jawab. 

Keluarga adalah fondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling peduli, dan setiap orangtua memiliki peran penting dalam proses ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun