Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Forgive But Not Forget? Saatnya "Reset Emosi" Menuju Kebahagiaan Hakiki

11 Agustus 2024   00:52 Diperbarui: 11 Agustus 2024   01:01 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber dari Pixabay

Memaafkan lalu melupakan adalah tentang menciptakan ruang bagi diri kita sendiri untuk tumbuh dan berkembang tanpa beban masa lalu. Ketika kita memilih untuk melupakan, kita bukan hanya melepaskan diri dari rasa sakit, tetapi juga membuka pintu bagi kebahagiaan yang lebih besar yang telah menanti kita. 

Dan itulah esensi dari memaafkan ---memahami, menerima, dan melangkah maju dengan hati yang lebih bijaksana.

Jika kita sudah menyadari betapa sulitnya melupakan, maka kita juga akan lebih menghargai pentingnya menjaga hubungan agar tetap harmonis. Memaafkan memang mulia, tetapi mencegah terjadinya kesalahan yang bisa melukai adalah langkah yang jauh lebih mulia. Insya Allah.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun