Ketika kita merasa belum bisa melupakan, itu bukan berarti kita gagal memaafkan. Itu adalah respons alami manusia ketika terguncang oleh rasa sakit atau kekecewaan.
Seiring berjalannya waktu, kita mulai menyadari bahwa melupakan adalah tahap berikutnya setelah memaafkan. Begitu rasa sakit itu mulai mereda dan emosi mulai stabil, perlahan-lahan kita memasuki babak baru dalam hidup kita.Â
Ini adalah fase dimana kita mulai melepaskan ingatan-ingatan buruk dan membuka diri untuk pengalaman baru. Melupakan adalah hasil dari ketenangan batin yang datang setelah proses penyembuhan.
Tidak perlu terburu-buru dalam proses ini. Biarkan waktu yang bekerja untuk kita. Semakin kita memaksa diri untuk melupakan, semakin sulit proses itu bisa terwujud. Sebaliknya, dengan membiarkan waktu bergulir, kita akan mendapati bahwa ingatan tentang kesalahan orang lain akan semakin pudar.Â
Ingatan kita akan diisi oleh hal-hal baru yang lebih positif dan menyenangkan. Dan secara alami menggantikan tempat dari kenangan-kenangan lama yang menyakitkan.
Sejatinya, tidak ada seorangpun yang ingin selamanya terjebak dalam ingatan tentang kesalahan orang lain. Hidup ini terlalu singkat untuk terus-menerus mengulang kembali luka lama.Â
Kita punya begitu banyak hal yang bisa dilakukan, begitu banyak momen bahagia yang bisa dihadirkan.Â
Perlahan tapi pasti, kesalahan yang pernah ada akan menjadi bagian dari masa lalu yang tidak lagi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kita.
Memang benar, melupakan adalah soal waktu. Waktu adalah obat terbaik yang mampu menyembuhkan luka terdalam.Â
Bekas luka itu mungkin akan selalu ada, tapi mereka tidak lagi menyakitkan. Mereka menjadi bagian dari perjalanan hidup kita yang memperkaya jiwa.
Biarkan waktu bekerja, dan percayalah bahwa pada akhirnya, kita semua akan mencapai tahap untuk melupakan dan melangkah maju dengan hati yang lebih ringan.