Kesadaran ini menjadi kunci, dimana murid dengan sukarela mengakui nilai didikan dan bimbingan guru yang diberikan dengan setulus hati.
Menyingkirkan opsi atau pilihan untuk mengeluarkan murid bermasalah menjadi langkah bijak bagi sekolah demi menghindari keputusan yang tidak tepat.Â
Sebaliknya, diperlukan berbagai cara, langkah, dan strategi yang diupayakan terlebih dahulu oleh guru atau sekolah.Â
Begitu pula dengan kerjasama berikut kolaborasi guru dan orangtua. Tanggung jawab pembinaan tidak dapat hanya diletakkan di pundak sekolah, melainkan memerlukan kontribusi aktif dari orangtua.
Bila memang diperlukan, penting pula untuk mencari bantuan atau rekomendasi pembinaan karakter arahan psikolog sebagai tambahan wawasan dalam upaya pembentukan karakter anak didik.Â
Pada dasarnya, tidak ada anak yang pantas disebut "nakal" di dunia ini. Sebaliknya, yang ada hanyalah anak-anak yang membutuhkan perhatian, pembinaan, bimbingan, dan didikan.Â
Oleh karena itu, pendekatan holistik dan berkesinambungan menjadi kunci sukses dalam menjaga eksklusivitas sekolah, sekaligus menjaga reputasi nama baik sekolah.Â
Dengan upaya pembinaan karakter, sekolah dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat, menciptakan lingkungan yang inklusif dan prestigius.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==